Read More >>"> That Snow Angel (19) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - That Snow Angel
MENU
About Us  

PETER P.O.V

"Ya... sangat..."

Okeh aku akan jujur. Aku cemburu. Jika Pan mengenal Kay lebih dulu dari aku, dan jika Pan menyukainya dari dulu, itu berarti aku sudah kalahkan? Apa aku harus menyerah saja? Karena bagaimana aku bisa melawan Pan? Dia itu dasarnya semua impian perempuan jadi...

"Hei Peter?" Tanya Kay dari sana. Aku baru sadar kalau aku melamun, "Peter kau masih di sana?"

"Ya yaaa," jawabku, "Aku masih di sini. Apa yang baru saja kita bicarakan?"

"Tidak ada sebenarnya. Sudah selesai. Hoaamm," dia menguap dan aku tertawa. Sepertinya dia sudah lelah, "Peter aku akan mematikan sambungannya ya. Aku benar- benar mengantuk. Daah."

"Baik," kataku, "Akan aku chat lagi besok."

"Okehh. Sampai jumpa, selamat malam."

Aku tertawa kecil, "Sebenarnya di sini masih pagi."

Dia terkekeh, "Yeah yeah... Whatever you say..."

Aku tertawa, "Pergi tidur. Kau pasti lelah."

"Dahhh," katanya, "Oh iya!" Katanya tiba- tiba, "Aku baru ingat."

"Apa?"

"Kau memberi tahu Sasha Peach dan Kos tentangku?"

"Oh iya itu," kataku lalu tertawa.

"Peter..." katanya.

"Apa?" Tanyaku tidak berdosa, "Kau tidak mengharapkan aku diam kan? Mereka benar- benar khawatir tentangmu. Jadi aku tidak bisa diam saja."

"Hoahmm," dia menguap lagi, "Benar juga. Okeh Mataku sudah tidak sanggup. Sampai jumpa."

"Daaah," baru saja aku berkata itu dia memotongku lagi.

"Oh dan Peter," katanya lagi, "Terima kasih."

"Aku tidak melakukan apa- apa."

"Tapi sepertinya," kataku, "Alasanku berubah bukan sepenuhnya karena mereka."

"Karena Sasha, Peach, dan Kos..." kataku, "Apa aku benar?"

"Kau juga Pet dan teman- temanmu... Hoahmm... Yasudah. Kali ini aku serius. Sampai jumpaaa" katanya lalu mematikan sambungannya.

Aku menghela nafas dan mengamati handphoneku. Tiba- tiba aku tersadar. Melepaskannya? Yang benar saja. Aku sudah kehilangan dia selama 2 tahun mungkin memang iya aku pernah melupakannya. Tapi dia tidak benar- benar hilang dari pikiranku. Astagah aku terdengar seperti orang aneh sekarang.

Intinya aku tidak akan mundur. Aku tidak peduli jika lawanku itu Pan. Aku sudah mengenal Kay lebih lama dan apa yang dia bilang tadi? Kay melupakan Pan selama hampir 9 tahunkan? Jadi itu artinya aku satu langkah di depannya kan?

Tapi ayolah... Pan itukan temanku. Sahabatku malahan. Apa aku akan benar- benar meninggalkan temanku hanya untuk seorang perempuan yang mungkin saja tidak mempunyai perasaan yang sama denganku. Mungkin pada akhirnya kita akan membiarkan Kay yang memilih. Itupun jika dia bisa.

PAN P.O.V

"Hei," kataku menyapa teman- temanku, "Selamat pagi Ash," sapaku padanya dengan senyuman yang timbul secara otomatis di wajahku.

"Kenapa dia tidak pernah menyapa kita dengan senyum seperti itu?" Tanya John.

"Kenapa?" tanya Gary, "Kau tidak cemburukan? Ja... jangan- jangan?! Ternyata selama ini... kau diam- diam," Dia menutup mulutnya berpura- pura benar- benar terkejut. "Tim... astagah... adikmu. Aku tidak bisa membayangkan."

Tim dan aku hanya memutarkan bola mata. Sementara Ash hanya melihat kita dengan tanda tanya tidak terlihat di atas kepalanya.

"Kau," geram John, "Aku masih normal!"

"Apa kalian selalu seperti ini?" Tanya Ash tiba- tiba. Sebelum kita bisa menjawab dia sudah menjawabnya sendiri, "Jangan dijawab. Aku sudah tahu jawabannya."

John menatap tajam Gary, tapi dia tidak peduli. Dia hanya tertawa seperti tidak berdosa apa- apa.

"Hei Ash. Coba lihat ini," kataku sambil menunjukkan sebuah foto, "Aku menemukan ini kemarin saat melihat- lihat barang lama."

Dia tersenyum melihatnya. Dia lebih banyak tersenyum beberapa hari ini dan aku pasti tidak akan pernah bosan melihat senyumannya itu.

"Itu kita?" Tanyanya terlalu polos tapi sangat menggemaskan.

"Siapa lagi?" Balasku, "Kita sangat imut bukan saat itu?"

Itu foto yang kami ambil saat kami berumur 5 tahun memang warnanya sedikit remang tapi masih bisa terlihat jelas. Kita sedang berlibur bersama ke kebun binatang. Kita sama- sama menggunakan topi serta baju seperti penjelajah. Di umurku yang sekarang, aku mulai merasa malu dengan bajuku itu. Tapi jika sudah terjadi kita bisa apalagi dan sepertinya... aku masih menyimpan bajunya.

"Ya..." jawabnya dengan tenang, "Saat- saat bahagia bukan?"

~~~

Saat aku sudah sampai rumah, aku langsung kek kamarku dan tiduran. Aku mengamati foto kecilku dan Ash. Tiba- tiba ada yang membuka pintu kamarku. Papa? Papa sudah pulang? Kukira dia akan pulang 2 hari lagi.

"Hei! Anakku!" Katanya girang, "Bagaimana kabarmu?"

"Paaaa," gerutuku, "Apa kau tidak tahu bagaimana caranya mengetuk pintu?"

"Wow... aku juga rindu padamu nak setelah 1 bulan tidak bertemu," katanya kecewa, "Aku sudah mengetuk pintu asal kau tahu. Tapi kau terlalu fokus dengan fotomu itu sepertinya. Apa sih yang sedang kau lihat itu?"

Aku langsung menggeleng dan menyimpan foto itu. "Ti... tidak ada apa- apa dan maaf."

Dia menyipitkan matanya dan melihatku, "Ya sudah. Sudah remaja jadi punya rahasia ya. Ayo siap- siap kita akan makan di luar."

"Pa," panggilku sebelum dia keluar, "Aku rindu papa."

Papa tersenyum dan mengangguk ke arahku.

~~~

Saat makan malam, aku membuka topik tentang Ash karena aku tidak tahu apa yang terjadi padanya saat aku kecil. Jadi kupikir papa akan tahu.

"Pa," panggilku, "Papa masih ingat RD?"

Papa sepertinya terkejut dengan pertanyaan itu tapi langsung kembali seperti semula.

"Iya papa masih ingat," jawabnya, "Kenapa?"

"Seingatku dulu kita dekat dengan keluarga Reshton. Tapi sepertinya sekarang sudah tidak. Bahkan, apa kalian tahu apa yang terjadi pada mereka? Kecela..."

"Pan!" Kata papa tiba- tiba menganggetkan kami semua. Suaranya tegas dan sangat serius, jadi aku langsung diam tidak berani bicara lagi. "Papa tidak mau kau membahas tentang ini lagi saat makan malam. Sekarang mari kita makan malam saja dengan tenang dan tidak bicara tentang Reshton lagi. Mengerti?"

Aku langsung mengangguk. Mama menepuk pundakku dan aku tersenyum padanya, memberitahunya kalau aku tidak apa- apa. Tapi aku jadi lebih penasaran. Kenapa papa menyuruhku diam dari pada memberi tahuku jawabannya.

Pasti ada sesuatu di antara keluarga Herrington dan Reshton sampai terpecah begini. Karena menurut ingatanku hubungan keluarga kami benar- benar baik. Tapi kenapa semuanya menjadi seperti ini sekarang.

Di makan malam aku benar- benar tidak bicara apa- apa tentang keluarga Reshton. Sekarang aku sedang tiduran di kasurku, mencoba mencari jawabannya sendiri. Kenapa keluargaku sangat benci dengan keluarga Reshton? 

Aku mengambil salah satu bingkai foto aku dan teman- temanku. Aku juga mengambil foto kecilku dengan Kay dan memasukkannya ke bingkai. Lalu ada yang membuka pintu kamarku. Papa masuk ke kamarku, lalu dia melihat aku sedang mengamati foto. Dia mengambil fotonya dari tanganku.

Aku serius aku melihatnya tersenyum, tapi senyuman itu langsung hilang. Aku bertanya ada apa, dia hanya menggeleng dan duduk di kasurku dengan foto itu masih di tangannya. Lalu dia menghela nafas, "Aku ingat dia," katanya tiba- tiba dan membuatku terkejut, "Aku ingat kapan foto ini diambil. Terutama aku ingat Tara kecil. Anak paling manis yang aku tahu. Dia sangat- sangat baik kau tahu. Teman baikmu sejak kecil. Benarkan?" Aku mengangguk dan dia menghela nafas lagi, "Siapa sangka manusia brengsek seperti itu bisa membesarkan anak semanis ini. Untung saja dia sudah tidak ada, jadi Kay bisa bebas darinya."

"Maksud papa?" Tanyaku bingung. "Siapa yang papa bicarakan dan kenapa itu keuntungan?"

"Tuan Cody Reshton, Ayah Kay."

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Words Unsaid
2      2     0     
Short Story
For four years, I haven’t once told you my feelings. There are words still unsaid that I have always wanted to tell you.
Hug Me Once
43      11     0     
Inspirational
Jika kalian mencari cerita berteman kisah cinta ala negeri dongeng, maaf, aku tidak bisa memberikannya. Tapi, jika kalian mencari cerita bertema keluarga, kalian bisa membaca cerita ini. Ini adalah kisah dimana kakak beradik yang tadinya saling menyayangi dapat berubah menjadi saling membenci hanya karena kesalahpahaman
Simbiosis Mutualisme
4      4     0     
Romance
Jika boleh diibaratkan, Billie bukanlah kobaran api yang tengah menyala-nyala, melainkan sebuah ruang hampa yang tersembunyi di sekitar perapian. Billie adalah si pemberi racun tanpa penawar, perusak makna dan pembangkang rasa.
Menghapus Masa Lalu Untukmu
35      8     0     
Romance
Kisah kasih anak SMA dengan cinta dan persahabatan. Beberapa dari mereka mulai mencari jati diri dengan cara berbeda. Cerita ringan, namun penuh makna.
Berawal dari Hujan (the story of Arumi)
4      2     0     
Inspirational
Kisah seorang gadis bernama Arumi Paradista, menurutnya hujan itu musibah bukan anugerah. Why? Karena berawal dari hujan dia kehilangan orang yang dia sayang. Namun siapa sangka, jika berawal dari hujan dia akan menemukan pendamping hidup serta kebahagiaan dalam proses memperbaiki diri. Semua ini adalah skenario Allah yang sudah tertulis. Semua sudah diatur, kita hanya perlu mengikuti alur. ...
SILENT
45      4     0     
Romance
Tidak semua kata di dunia perlu diucapkan. Pun tidak semua makna di dalamnya perlu tersampaikan. Maka, aku memilih diam dalam semua keramaian ini. Bagiku, diamku, menyelamatkan hatiku, menyelamatkan jiwaku, menyelamatkan persahabatanku dan menyelamatkan aku dari semua hal yang tidak mungkin bisa aku hadapi sendirian, tanpa mereka. Namun satu hal, aku tidak bisa menyelamatkan rasa ini... M...
Gara-gara Televisi
9      6     0     
Short Story
FORGIVE
12      6     0     
Fantasy
Farrel hidup dalam kekecewaan pada dirinya. Ia telah kehilangan satu per satu orang yang berharga dalam hidupnya karena keegoisannya di masa lalu. Melalui sebuah harapan yang Farrel tuliskan, ia kembali menyusuri masa lalunya, lima tahun yang lalu, dan kisah pencarian jati diri seorang Farrel pun di mulai.
Deepest
6      4     0     
Romance
Jika Ririn adalah orang yang santai di kelasnya, maka Ravin adalah sebaliknya. Ririn hanya mengikuti eskul jurnalistik sedangkan Ravin adalah kapten futsal. Ravin dan Ririn bertemu disaat yang tak terduga. Dimana pertemuan pertama itu Ravin mengetahui sesuatu yang membuat hatinya meringis.
Kare To Kanojo
48      3     0     
Romance
Moza tidak pernah menyangka hidupnya akan berubah setelah menginjak Negara Matahari ini. Bertemu dengan banyak orang, membuatnya mulai mau berpikir lebih dewasa dan menerima keadaan. Perbedaan budaya dan bahasa menjadi tantangan tersendiri bagi Moza. Apalagi dia harus dihadapkan dengan perselisihan antara teman sebangsa, dan juga cinta yang tiba-tiba bersemayam di hatinya. DI tengah-tengah perjua...