Read More >>"> That Snow Angel (21) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - That Snow Angel
MENU
About Us  

KAY P.O.V

"Keluarga Herrington."

Aku tidak bisa percaya ini. Badanku langsung menjadi lemas, seperti semua tenaga yang aku punya tiba- tiba hilang. Nafasku langsung memberat, kepalaku langsung berdenyut.

"Kay?" Panggil tante dan paman tapi aku terlalu lemas untuk menjawab, "Kay kau tak apa? Kay?"

~~~

Aku bangun, dan merasa kalau sedang berbaring. Apa yang terjadi?

"Kau sudah bangun?" Tanya paman.

Aku mengangguk dan memegang kepalaku. Aku melihat sekeliling, aku ada di kamarku. Paman dan tante melihatku dengan penuh khawatir.

"Flashback?" Tanyaku.

"Sepertinya kau belum bisa terima dengan apa yang kami katakan," jawab tante, "Jadi kau langsung jatuh."

"Apa yang kalian katakan?" Tanyaku karena tidak tahu kenapa aku tiba- tiba lupa. Tapi... "Tunggu. Aku ingat. Apa itu benar? Apa buktinya? Kenapa... kenapa polisi bilang kalau itu hanya kecelakaan biasa sampai penyelidikannya hanya berlangsung sebentar?"

"Kay," kata paman nadanya seperti ingin menenangkanku, "Kau harus tenang dulu... Kalau kau sudah tenang kita baru akan menjelaskannya lagi."

Aku mulai mengatur nafasku. "Okeh... aku sudah tenang."

"Memang iya polisi bilang kalau itu hanya sebuah kecelakaan. Tapi tentu kami semua tidak percaya. Kecelakaan? Listrik konslet? Ayolahh" kata tante.

"Kenapa?"

"Kau percaya?" Tanya tante padaku. Aku mengangkat bahu. "Jadi ada kenalan kami yang mengatakannya."

"Mengatakan?"

"Mereka memberi tahu kalau keluarga Herringtonlah dalang dibalik semuanya."

"Mereka punya bukti?" Tanyaku.

"Mereka punya kenalan di dalam perusahaan Herrington. Lagipula keluarga Herrington dan keluarga Reshton mempunyai sejarah. Herrington mulai memfitnah kita, membuat investor kita menarik investasi mereka." Jelas paman.

"Apa mula dari itu semua?" Tanyaku, "Kenapa mereka melakukan itu semua?"

Paman dan tante menggeleng, "Kami juga tidak tahu. Mereka tiba- tiba saja begitu."

"Jadi intinya," kataku. Suaraku seperti tersedak dan tidak bisa keluar dari mulutku. "Intinya... Alasan Papa, Mama, dan Rei meninggal karena mereka?"

Mereka mengangguk. Aku menurunkan kepalaku, mencoba memikirkan informasi dari mereka. Baru bulan lalu mereka memberitahuku kalau aku pernah amnesia. Sekarang mereka memberi tahuku kalau keluarga teman baikku di masa kecil adalah pembunuh keluargaku? Wow... aku benar- benar kehilangan kata- kata.

"Kau tak apa?" Tanya paman.

"Yah..." kataku, "Belum lama ini aku baru tahu kalau aku pernah amnesia dan sekarang aku diberi tahu kalau teman baikku adalah pembunuh keluargaku. Wow, akan bagus untuk dijadikan judul sinetron bukan? Jadi iya... aku baik- baik saja."

Mereka tiba- tiba tersenyum melihatku. Pertama aku membiarkannya tapi lama kelamaan aku jadi tidak nyaman. 

"Kenapa?" Tanyaku.

"Kau sudah berubah kay," jawab tante, "Kau mulai kembali jadi dirimu yang dulu. Kenapa? Apa karena Pan?"

"Tidak," kataku tegas, "Aku tahu aku sudah membaik. Tapi bukan karena Pan. Jika menurut kalian aku berubah karena seorang pria kalian salah. Aku berubah karena pertemanan. Dia teman kecilku dan juga karena teman- temanku."

Ada keheningan di antara kita. Lalu ada sesuatu yang terlintas di kepalaku dan langsung keluar dari mulutku.

"Maaf," kataku dan mereka sepertinya terkejut. Aku tiba- tiba menangis dan mereka langsung panik.

"Kay?" Tanya mereka khawatir.

"Ke... kenapa kau menangis? Kenapa kau minta maaf kau tidak salah apa- apa sayang," Tante berusaha menenangkanku. Dia memelukku dan mengelus kepalaku, "Sh... Sh..."

"Maaf," kataku lagi dan memeluknya, "Maaf aku sudah merepotkan kalian. Maaf aku sudah menjadi anak kurang ajar. Maaf aku tidak pernah mendengarkan kalian."

"Shh shhh shhh," kata tante dan sekarang paman juga memelukku.

"Kami sudah memaafkanmu, sayang," kata Paman, "Yang paling penting sekarang. Kau sudah kembali menjadi dirimu sendiri."

"Terima kasih," kataku masih di pelukkan mereka dan aku tidak mau melepaskannya. Sudah lama aku tidak merasakan kasih sayang seperti ini. Sejak papa dan mama meninggal dalam kebakaran itu.

"Sekarang tidur saja sayang," kata tante, "Kami akan di sini sampai kau tidur."

Tidak butuh waktu lama untuk tidur karena saat baru saja memejamkan mata. Aku langsung tertidur dan saat aku membuka mata, matahari sudah terlihat lagi.

~~~

Aku sudah di sekolah dan aku merasa ada yang memanggilku. Dia berdiri di sampingku, saat aku siapa itu. Aku langsung diam membeku. Aku menatapnya, merasa darahku mendidih. Aku benar- benar tidak memikirkan apa yang akan kulakukan jika bertemu dengannya. Aku tidak tahu harus apa.

Aku emosi, aku kesal, sedih, tapi apa yang akan kulakukan dengannya. Belum tentu kalau dia tahu. Aku mengambil nafas dan pergi meninggalkannya. Aku berusaha memendam amarahku kepada Pan dan keluarganya.

Dia mengejarku dan terus menerus memanggilku, aku hanya mendiamkannya. Teman- temannya juga bingung dengan perilakuku sepertinya. Mereka juga menghampiriku. Aku masih mendiamkan mereka, sampai pejaran mulai. Saat gurunya datang mereka terpaksa meninggalkanku dan akh merasa sangat lega.

~~~

Saat istirahat tiba aku langsung pergi. Mereka mengejarku tentu saja. Saat aku duduk, aku mengambil nafas panjang.

"Kay kau kenapa sih?" Tanya Gary.

"Kau mendiamkan kami dari pagi," tambah Tim, "Kukira kita sudah teman."

Aku mengambil nafas panjang lagi, "Bisa kalian tinggalkan aku dan Pan sendiri?"

"Kenapa?" Tanya Gary.

"Sudah ayo," kata Tim menarik Gary dan John pergi.

Saat mereka pergi, Pan duduk di sebelahku, "Ada apa?" 

Aku berusaha menenangkan diri. Setenang yang aku bisa. Mencoba untuk tidak berteriak dan menjerit di sini.

"Apa kau tahu?" Tanyaku melihatnya.

Dia terlihat bingung, "Tahu apa? Apa yang kau bicarakan?"

"Apa yang kau tahu tentang kecelakaan keluargaku?"

"Yang aku tahu hanya mereka meninggal karena kebakaran itu," jawabnya, "Dan yang aku baca beritanya penyebabnya karena listrik konslet?"

"Hanya itu?"

"Apalagi maksudmu?"

Aku menghela nafas. Mencoba menenangkan diri lagi.

"Ash apa maksudmu?"

"Apa hanya itu yang kau tahu?"

"Apa yang mau kau tahu Ash?" Tanyanya, "Aku sudah memberi tahumu semuanya. Apalagu yang ingin kau tahu?"

Aku tidak bisa menahannya lagi. Aku berdiri dan langsung meneriakinya, "Oh! Aku tak tahu. Mungkin alasan kenapa keluargamu membunuh keluargaku?!"

"Apa?" Tanyanya lagi. Aku melihatnya dia sepertinya terkejut. Apa benar dia tidak tahu? "Apa yang kau bicarakan?"

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
An Hourglass from the Opus Kingdom
4      4     0     
Science Fiction
When a girl, rather accidentaly, met three dwarfs from the Opus Kingdom. What will happen next?
Kasih dan Sebilah Pisau
5      5     0     
Short Story
Kisah ini dibuat berdasarkan keprihatinan atas krisisnya kasih dan rapuhnya suatu hubungan. *** Selama nyaris seumur hidupku, aku tidak tahu, apa itu kasih, apa itu cinta, dan bagaimana seharusnya seseorang tersenyum saat sedang jatuh cinta.
What If I Die Tomorrow?
4      4     0     
Short Story
Aku tak suka hidup di dunia ini. Semua penuh basa-basi. Mereka selalu menganggap aku kasat mata, merasa aku adalah hal termenakutkan di semesta ini yang harus dijauhi. Rasa tertekan itu, sungguh membuatku ingin cepat-cepat mati. Hingga suatu hari, bayangan hitam dan kemunculan seorang pria tak dikenal yang bisa masuk begitu saja ke apartemenku membuatku pingsan, mengetahui bahwa dia adalah han...
Dialogue
4      1     0     
Romance
Dear Zahra, Taukah kamu rasanya cinta pada pandangan pertama? Persis senikmat menyesapi secangkir kopi saat hujan, bagiku! Ah, tak usah terlalu dipikirkan. Bahkan sampai bertanya-tanya seperti itu wajahnya. Karena sesungguhnya jatuh cinta, mengabaikan segala logika. With love, Abu (Cikarang, April 2007) Kadang, memang cinta datang di saat yang kurang tepat, atau bahkan pada orang yang...
Delilah
55      19     0     
Romance
Delilah Sharma Zabine, gadis cantik berkerudung yang begitu menyukai bermain alat musik gitar dan memiliki suara yang indah nan merdu. Delilah memiliki teman sehidup tak semati Fabian Putra Geovan, laki-laki berkulit hitam manis yang humoris dan begitu menyayangi Delilah layaknya Kakak dan Adik kecilnya. Delilah mempunyai masa lalu yang menyakitkan dan pada akhirnya membuat Ia trauma akan ses...
Alicia
16      7     0     
Romance
Alicia Fernita, gadis yang memiliki tiga kakak laki-laki yang sangat protektif terhadapnya. Gadis yang selalu menjadi pusat perhatian sekolahnya karena memiliki banyak kelebihan. Tanpa mereka semua ketahui, gadis itu sedang mencoba mengubur luka pada masa lalunya sedalam mungkin. Gadis itu masih hidup terbayang-bayang dengan masa lalunya. Luka yang berhasil dia kubur kini terbuka sempurna beg...
love like you
4      4     0     
Short Story
Chahaya dan Surya [BOOK 2 OF MUTIARA TRILOGY]
172      35     0     
Science Fiction
Mutiara, or more commonly known as Ara, found herself on a ship leading to a place called the Neo Renegades' headquarter. She and the prince of the New Kingdom of Indonesia, Prince Surya, have been kidnapped by the group called Neo Renegades. When she woke up, she found that Guntur, her childhood bestfriend, was in fact, one of the Neo Renegades.
Over panik
3      3     0     
Short Story
Kalian semua pasti pernah merasakan yang namanya panik. Gara gara kepanikan yang tidak terkontrol menciptakan perilaku yang kurang wajar.
Lusi dan Kot Ajaib
113      17     0     
Fantasy
Mantel itu telah hilang! Ramalan yang telah di buat berabad-abad tahun lamanya akan segera terlaksana. Kerajaan Qirollik akan segera di hancurkan! Oleh siapa?! Delapan orang asing yang kuat akan segera menghancurkan kerajaan itu. Seorang remaja perempuan yang sedang berlari karena siraman air hujan yang mengguyur suatu daerah yang di lewatinya, melihat ada seorang nenek yang sedang menjual jas h...