Read More >>"> In Love With the Librarian (11. PDKT) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - In Love With the Librarian
MENU
About Us  

25 menit kemudian Anne sudah kembali ke kantin biru tua dengan baju flanel kotak-kotak biru tua seakan-akan ia mencoba berkamuflase dengan warna kantin, seperti bunglon. Dengan baju itu, Bas lega reaksi teman-temannya kembali seperti semula. Anne duduk disamping Bas seperti formasi semula. Bas memesankan teh manis dalam botol dingin untuk mereka.

"Anne, tadi Bas sudah cerita bagaimana mayat Alice ditemukan. Aku penasaran, biasanya setelah pembersih membersihkan ruangan, kemudian apa prosedurnya?" Dru bertanya dan siap mencatat diatas buku didepannya.

Anne berpikir, bibirnya mengerucut ketika ia berkonsentrasi. Bas memperhatikan rambut Anne yang kecoklatan bergoyang-goyang mengikuti gerakan kepalanya. "Pembersihan kan dilakukan dini hari, kemudian dia mengunci pintu. Nanti ketika jam operasional tiba sekitar jam 08.00 aku dan Leyla yang membukanya."

"Kunci dan buka itu menggunakan apa ya Anne?

"Pakai kode. Kode kami semua sama kak Dru. Apakah bisa dilacak?"

"Aku inginnya sih hi-jack CCTV jadi kita tau apa yang terjadi. Namun memorinya sudah dikeluarkan kepolisian kata Bas, jadi itu tidak memungkinkan. Tetapi aku tetap akan hi-jack CCTV yang sekarang Anne, incase teman-teman Alice kembali paling tidak kita bisa menganalisa siapa dia. Hmm... aku juga akan melacak akses pintu masuk. Jam berapa pintu dikunci terakhir dan jam berapa Alice kembali masuk. Serta kapan petugas kebersihan itu bekerja."

"Kau bisa melakukan semua itu kak Dru?" Mata Alice berkilat-kilat kagum ketika Dru mengangguk dan terkekeh bangga pada dirinya sendiri. "Keren banget!!!" Anne memberikan dua jempolnya ke Dru.

Liam tertawa melihat ekspresi Anne yang lugu, sementara Bas mengurut wajahnya sambil mendengus frustasi melihat Anne yang memuja Dru.

Sudah dua hari sejak Alice ditemukan meninggal di perpus dan sampai sekarang perpus masih diberi garis polisi agar tidak ada yang melintas. Selama perpus ditutup untuk umum, Anne bingung harus melakukan apa. Tugas-tugasnya semua sudah diselesaikan sebelum waktunya. Ia bahkan menanyakan kepada Liam apakah ada yang bisa dibantu.

Bas tidak terlihat dimanapun, tetapi Bas selalu menelponnya malam hari. "Kau rindu padaku tidak Anne?" Bas terkekeh diseberang sana, suaranya menggelitik kuping Anne. Bas menceritakan ia sedang membuat proyek untuk UAS juga bersama timnya. Sebenarnya ada atau tidak adanya Bas di tim, timnya tetap akan memasukkan namanya. Namun Bas yang sekarang mulai berubah, ia ingin terlibat dan mengambil bagian dalam suatu kegiatan jika memang diharuskan oleh mata kuliahnya. Anne tersenyum mendengar cerita Bas.

 

 

Kelas terakhir Anne-Marie hari ini selesai jam 18.00. Ketika ia keluar, kerumunan orang membuat macet akses keluar kelas menuju ke koridor dan ia bertanya-tanya ada apa. Bas terlihat sedang berdiri di koridor depan kelasnya menunggu Anne keluar, para perempuan yang keluar berjalan perlahan sambil menikmati sosok Sebastian--yang untuk anak-anak FSRD--jarang mereka lihat dari jarak dekat.

Anne mengambil jalan keluar ke arah sebaliknya dari tempat Bas berada namun Bas yang tinggi memperhatikan perempuan itu menghindar darinya. Buru-buru Bas menyeruak kerumunan di depannya dan menyusul Anne ke koridor yang berlawanan dengan posisinya tadi. "Anne, tunggu!"

Dijangkaunya bahu Anne dan dipegangnya erat. Bas terkejut mendapati Anne tertawa, "kau itu ya... suka sekali bermain seperti ini. Kau suka ya aku kejar-kejar? Kau mau menunjukkan bahwa aku yang tergila-gila padamu, begitu?"

Tawa Anne membesar, ia mengangguk keras-keras. "Ah~ kau baru memberiku ide baru Bas. Padahal tadinya aku gak ada pikiran seperti itu lho." Ia menikmati lesung pipi Bas yang keluar ketika mereka bertatapan. Bas ganteng sekali ya, pikirnya. "Koq tau kelasku selesai jam 18.00?"

Bas senang Anne tidak menepis tangannya yang berada d pundak Anne, merangkulnya, seakan-akan Bas memilikinya. "Hmm... aku mengikutimu dari siang." Aku bas tanpa malu-malu. Anne terkejut mengetahui itu, ia menengok dan menemukan Bas masih menatapnya. Pipi Anne merona. "Aku ingin bertanya ke temanmu, tetapi aku tidak tau temanmu siapa saja."

"Kau bisa bertanya pada kak Liam." Bas tidak menjawab, ia membuang muka mendengar jawaban Anne. Liam mungkin punya perasaan terhadap gadisnya ini. Ia tidak mau melibatkan Liam dalam hubungannya dengan Anne.

"Ikut aku." Bas menarik tangan Anne ke lapangan parkir, membuka pintu Mustangnya dan mendudukkan Anne disana.

"Kau tidak parkir lagi di tempat parkir sepeda ya." Anne terkagum-kagum pada Bas, matanya memancarkan itu semua. Perasaan Sebastian melambung mengetahui Anne menyadari hal kecil seperti itu. Ia tersenyum pada diri sendiri. "Mau kemana kita?"

Anne bahkan tidak bangga naik Mustang merahnya yang digilai para warga kampus. "Makan yuk." Bas melaju keluar lapangan parkir dan langsung melesat ke Jakarta Selatan.

Gedung itu tinggi sekali dan mewah, jantung Anne berdesir. Anne belum pernah pergi kemana-mana sejak menjejakkan kaki di Jakarta, ia terlalu nyaman berada di kawasan kampus, selain itu juga lebih hemat.

Mustangnya dengan perlahan masuk ke area lobby, Bas membukakan pintu untuk Anne dan melemparkan kuncinya ke petugas Vallet. "Siap pak!" Petugas itu tersenyum lebar ke Bas, sepertinya Bas sudah sering kemari.

"Bas, kupikir kita mau makan?" Anne berbisik pada Bas, merasa khawatir dengan selera Bas dan gaya pakaiannya yang tidak pantas untuk bertandang ke gedung itu. Anne bisa merasakan tatapan orang-orang didepan dan belakang mereka.

Bas menatap Anne dan melemparkan senyumnya. "Kita makan. Diatas." Pintu lift terbuka, seorang penjaga lift menanyakan tujuan Bas. Bas menyebutkan nama restoran itu dan lift langsung melesat keatas dan membuat kuping Anne tersumbat. Anne memperhatikan angka yang menunjukkan lantai yang mereka lewati. 50, 51, 52, ... Anne merasa ingin pingsan. Tiba-tiba lift berbunyi 'ting', angka itu berhenti di lantai 67.

Ketika lift membuka, Anne rasanya ingin menjerit. Hensin Bar & Resto -- Tempat itu indah sekali. Anne menutup mulutnya dengan tangan, ia khawatir lepas kendali. Lantainya sederhana dengan menggunakan Nero Granito yang memberikan nuansa hitam dan maskulin diterangi pencahayaan redup dan aksen lampu strip biru elektrik benar-benar mempesona. Yang membuatnya luar biasa adalah penggunaan dinding kaca tinggi yang mengitari interiornya, menyajikan pemandangan kota Jakarta dari lantai 67. Lampu-lampu dari gedung sekeliling dan padatnya lalu lintas dibawah menjadi pemandangan yang menakjubkan membuat aura interiornya berkesan hangat dan dingin sekaligus. Plafonnya yang terbuat dari cermin menyajikan ilusi ruangan tanpa atap. Anne menghembuskan nafasnya perlahan, khawatir kaca-kaca itu akan pecah jika dia melepaskan nafasnya sekaligus.

"Kau suka?" Bas menengok ke Anne. Mata Anne berkaca-kaca, kau gila... bagaimana mungkin tidak suka? Anne tidak tau harus berkata apa. Bas membalas tatapan Anne dengan senyum pengertian. Ia kemudian menarik tangan Anne mengikuti pelayan yang menunjukkan jalan didepannya ke lantai atas. Gedung setinggi ini masih punya lantai atas? Pikir Anne heran.

Mereka menaiki tangga berbelok dengan railing dari kaca di satu sisi sementara sisi lainnya menempel pada dinding kaca. Pemandangan lalu lintas jauh dibawah sana berupa lautan cahaya merah dan kuning. Efek ketinggian bangunan itu membuat Anne merasa seperti bukan manusia, ia merasa kakinya ringan seperti roh. Tempat ini... luar biasa.

Lantai teratasnya terdapat rooftop bar oudoor dan indoor. Lantai dengan karpet bermotif oriental Jepang menghias dibawah kakinya. Mata Anne masih menerawang ketika mereka didudukkan pada meja kaca persegi dengan lampu meja berwarna biru yang temaram.

Pikiran Anne masih belum kembali dari kekagumannya pada desain interior restoran itu ketika Bas menyodorkan daftar menu makanan yang berlapis kulit mahal ke Anne. Bahasa di dalamnya seperti bahasa peri yang tidak dapat dimengerti Anne. "Bas, aku tidak tau harus memesan apa." Senyum Anne malu.

"Kalau begitu kupesankan ya." Bas berbicara sesuatu, membalik-balikkan halaman kemudian menunjuk beberapa kali dan pelayan itu mengangguk dan mencatat semuanya. Kemudian pelayan itu pergi.

Bas telah berkunjung kemari cukup sering di masa-masa menuju dewasa, berpesta atau hanya hang out dengan Liam dan Dru, memburu wanita. Biasanya, perempuan manapun yang dibawa Bas kesini akan berpekik girang, memesan menu dengan lambang ter-favorite tanpa tau apa artinya dan memaksa Bas berlama-lama bahkan dengan berani mengajaknya turun ke hotel.

Tak lama, makanan dan minuman disajikan di meja dengan cantik. Pemilihan menu untuk fine dining yang dipilih oleh Sebastian memang tidak pernah salah, semua makanannya lezat dan fresh. Ketika meja telah dibersihkan, pesanan terakhir Bas--Geisha Blossom Tea--disajikan.

"Bagaimana menurutmu?" Tanya Bas sambil menyeruput tehnya.

"Hmm... makanannya enak, tempatnya luar biasa, tetapi ini terlalu mewah untukku." Anne menghela nafasnya. Sekarang ia merasa perbedaan antara dirinya dan Bas bukan hanya jauh tetapi sangat jauh sekali. Dan tiba-tiba dadanya terasa sesak.

"Anne, kau tidak apa-apa? Kalau kau tidak nyaman kita bisa pindah ke tempat lainnya. Tidak ada masalah." Bas melihat perubahan di mimik wajah Anne dan merasa khawatir, dipegangnya tangan Anne untuk menenangkan. Respon Anne selalu berbeda dengan perempuan-perempuan yang pernah dikenal Bas.

"Bas, kenapa kau membawaku kemari? Aku... aku bahkan tidak pantas berada disini. Maksudku, kau membawaku ke langit dalam pakaian yang lusuh." Dalam temaram cahaya biru dari lampu meja mereka, apakah itu kesedihan atau kepasrahan yang terpancar dari mata Anne yang meremas-remas dada Bas.

Bas meremas tangan Anne. "Aku ingin memintamu menjadi pacarku Anne. Apakah kau bersedia?"

Tags: Twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (2)
  • YUYU

    @deborahana hugs... terima kasih Deb

    Comment on chapter 21. Semester Baru Bersama Anne
  • siboratukangtulis

    Lanjutttt!

    Comment on chapter 21. Semester Baru Bersama Anne
Similar Tags
Nafas Mimpi yang Nyata
3      3     0     
Romance
Keinginan yang dulu hanya sebatas mimpi. Berusaha semaksimal mungkin untuk mengejar mimpi. Dan akhirnya mimpi yang diinginkan menjadi nyata. Karna dengan Usaha dan Berdoa semua yang diinginkan akan tercapai.
Lavioster
31      12     0     
Fantasy
Semua kata dalam cerita dongeng pengiring tidurmu menjadi sebuah masa depan
Dear, My Brother
0      0     0     
Romance
Nadya Septiani, seorang anak pindahan yang telah kehilangan kakak kandungnya sejak dia masih bayi dan dia terlibat dalam masalah urusan keluarga maupun cinta. Dalam kesehariannya menulis buku diary tentang kakaknya yang belum ia pernah temui. Dan berangan - angan bahwa kakaknya masih hidup. Akankah berakhir happy ending?
Flower With(out) Butterfly
2      2     0     
Romance
Kami adalah bunga, indah, memikat, namun tak dapat dimiliki, jika kau mencabut kami maka perlahan kami akan mati. Walau pada dasarnya suatu saat kami akan layu sendiri. Kisah kehidupan seorang gadis bernama Eun Ji, mengenal cinta, namun tak bisa memiliki. Kisah hidup seorang gisaeng yang harus memilih antara menjalani takdirnya atau memilih melawan takdir dan mengikuti kata hati
Nadine
37      13     0     
Romance
Saat suara tak mampu lagi didengar. Saat kata yang terucap tak lagi bermakna. Dan saat semuanya sudah tak lagi sama. Akankah kisah kita tetap berjalan seperti yang selalu diharapkan? Tentang Fauzan yang pernah kehilangan. Tentang Nadin yang pernah terluka. Tentang Abi yang berusaha menggapai. dan Tentang Kara yang berada di antara mereka. Masih adakah namaku di dalam hatimu? atau Mas...
Kamu, Histeria, & Logika
411      56     0     
Romance
Isabel adalah gadis paling sinis, unik, misterius sekaligus memesona yang pernah ditemui Abriel, remaja idealis yang bercita-cita jadi seorang komikus. Kadang, Isabel bisa berpenampilan layaknya seorang balerina, model nan modis hingga pelayat yang paling berduka. Adakalanya, ia tampak begitu sensitif, tapi di lain waktu ia bisa begitu kejam. Berkat perkenalannya dengan gadis itu, hidup Abriel...
My Andrean
74      16     0     
Romance
Andita si perempuan jutek harus berpacaran dengan Andrean, si lelaki dingin yang cuek. Mereka berdua terjebak dalam cinta yang bermula karena persahabatan. Sifat mereka berdua yang unik mengantarkan pada jalan percintaan yang tidak mudah. Banyak sekali rintangan dalam perjalanan cinta keduanya, hingga Andita harus dihadapkan oleh permasalahan antara memilih untuk putus atau tidak. Bagaimana kisah...
The Journey is Love
7      3     0     
Romance
Cinta tak selalu berakhir indah, kadang kala tak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Mencintai tak mesti memiliki, begitulah banyak orang mengungkapkan nya. Tapi, tidak bagiku rasa cinta ini terus mengejolak dalam dada. Perasaan ini tak mendukung keadaan ku saat ini, keadaan dimana ku harus melepaskan cincin emas ke dasar lautan biru di ujung laut sana.
F.E.A.R
55      24     0     
Romance
Kisah gadis Jepang yang terobsesi pada suatu pria. Perjalanannya tidak mulus karena ketakutan di masa lalu, juga tingginya dinding es yang ia ciptakan. Ketakutan pada suara membuatnya minim rasa percaya pada sahabat dan semua orang. Bisakah ia menaklukan kerasnya dinding es atau datang pada pria yang selalu menunggunya.
The Black Envelope
12      3     0     
Mystery
Berawal dari kecelakaan sepuluh tahun silam. Menyeret sembilan orang yang saling berkaitan untuk membayarkan apa yang mereka perbuatan. Nyawa, dendam, air mata, pengorbanan dan kekecewaan harus mereka bayar lunas.