Read More >>"> The Friends of Romeo and Juliet (6. Rey) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - The Friends of Romeo and Juliet
MENU
About Us  

Aku tersenyum maklum, Yuki marah-marah di telepon. Rencananya dia mau menginap setelah kami menonton dengan Kak Junna. Tapi ketika kami sudah berada di rumah masing-masing, hujan datang tiba-tiba. Pakai mobil? Sayang. Jarak rumahku hanya kurang lebih 7 menit jalan kaki dari rumahnya. (Rumah Kak Dilar semenit jalan kaki dari rumahku, atau 45 detik?).  Jalan kaki? Bahaya. Sudah lebih dari jam 6 sore sekarang. Makanya dia harus puas dengan curhatan lewat telepon.

“Kak Risa bilang rancanganku memang agak berlebihan. Ya habis gimana? Si Fajar, yang ekskul band, bilang drumnya udah rusak. Terus Tari yang ekskul nari (no pun intended), bilang mereka nggak akan bisa ikut lomba kalau budgetnya nggak ditambah meski sedikit. Aku kan cuman mendengarkan aspirasi rakyat? Masak si Hamster itu nggak mau ngerti sih???”

Hamster itu nama panggilan, dengan maksud mengejek, untuk Kak Hamka. Aku meringis. Kenapa dia bisa-bisanya menamai senior kami dengan nama hewan? Apalagi badan Kak Hamka tinggi besar, beda banget sama hamster yang kecil dan lucu. Mungkin marmut lebih cocok. Eh? Kenapa aku jadi ikutan ngejek? Ketularan Yuki nih kayaknya.

“Nggg….memangnya bener drum klub band rusak?”

Ada jeda sedikit di telepon. “Ya…..”

Aku menghela napas, menggeleng meski Yuki di seberang sana nggak bisa liat. Sahabatku memang keras kepala, ambisius, tapi baik hati. Dia merasa terpanggil untuk menolong orang-orang di sekitarnya. Yang sayangnya, banyak orang yang memanfaatkan sifatnya yang empatik dan tidak pandang bulu, tidak berpikir, selama dia bisa menolong orang yang meminta bantuannya. Aku mengingatkannya sekali lagi.

“Yuki….mending kamu selidiki dulu. Bener nggak yang dibilang mereka-mereka itu?” aku mengatakannya selembut mungkin. “Karena klub band itu, kata anak-anak, anggotanya banyak, tapi katanya sebagian besar nggak serius. Apalagi alat musik yang cuma sebiji-sebiji itu dipakai ramai-ramai. Kalau memang rusak, bukan karena sudah tua atau apa, tapi karena kesalahan anggota ya….harusnya mereka yang mengganti, kan?”

Yuki diam. Tahu aku ada benarnya.

“Kalau soal Tari bener kok.” dia membela diri. Kalau soal ini aku pun tahu. Ekskul tari sendiri memang nggak populer sekarang. Tari di sini maksudnya tari tradisional. Anggotanya kurang dari 10 orang, dan pembimbingnya pun harus memanggil dari luar sekolah dan itupun hanya 2 minggu sekali. Kadang sebulan sekali. Sulit untuk berprestasi kalau bukan karena usaha keras dan sarana yang cukup.

“Berarti yang soal Fajar belum tahu bener nggaknya kan?”

Dia, bisa kubayangkan, manyun di seberang telepon. Kadang, atau bisa dibilang sering, salah satu sifat jeleknya keluar. Tidak suka kalah. Bahkan kalau lawan bicaranya benar.

“Besok kita periksa gimana? Kan bisa dibilang inspeksi, aku minta ijin Kak Yosi, sebagai Ketua Divisi Seni dan Budaya…”

“Hmmmm….” Suara berpikir Yuki terdengar sampai ke telingaku. Dia akhirnya mengalah, “iya deh…”

“Kak Junna mungkin bisa bantu? Cuma untuk jaga-jaga aja.”

“Heh? Aku nggak papa sih…bukannya mending Kak Yosi? Dia kan cowok. Kalau memang ternyata Fajar boong atau disuruh boong, bisa dibuat keder…”

Aku tertawa agak gugup. Aku risih sejak rapat itu. Membayangkan harus chat Kak Yosi malam ini pun membuatku takut. Jangan-jangan aku bakal bikin senior itu kegeeran.

Atau bikin Kak Dilar nmarah.

Aku dengan cepat membalas, “Kak Junna kan cerita baru-baru ini dia belajar ilmu deduksi kayak detektif gitu kan? Siapa tahu dia bisa nemuin bukti-bukti gitu…”

“Iya juga ya. Ku chat sekarang ah! See you beb!”

Aku sedikit tersinggung, dia menyudahi sesi teleponan kami begitu saja untuk mengobrol dengan ‘idola-nya’. Tapi aku sendiri mengerti kenapa Kak Junna diidolakan. Dia jauh lebih dewasa, meski cuman beda dua tahun dengan kami. Dewasa di sini berarti tahu mana yang benar dan yang salah. Percaya diri, dan memiliki mindset yang membuat orang kagum. Untuk pertama kalinya hari ini, aku dan Yuki yang tidak suka film action, bisa menikmati film action dengan twist tentang politik dan romansa yang tidak berlebihan ataupun norak. Kak Karina juga baik. Agak aneh ketika sahabat laki-laki mereka ikut. Tapi kami tahu setelah berkenalan. Dia agak kecewek-cewekan, bahkan tahu tips-tips dandan dan fashion terkini. Namanya, agak membingungkan, Kak Yoshi, dengan ‘h’ (untungnya Yuki pernah mengajariku kalau ada vocal ‘shi’ dalam Bahasa Jepang, makanya dia tidak kesulitan membedakan Yosi dan Yoshi). 

*

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Sweet Scars
2      2     0     
Romance
Crashing Dreams
2      2     0     
Short Story
Terdengar suara ranting patah di dekat mereka. Seseorang muncul dari balik pohon besar di seberang mereka. Sosok itu mengenakan kimono dan menyembunyikan wajahnya dengan topeng kitsune. Tiba-tiba sosok itu mengeluarkan tantou dari balik jubahnya. Tanpa pasangan itu sadari, sosok itu berlari kearah mereka dengan cepat. Dengan berani, laki-laki itu melindungi gadinya dibelakangnya. Namun sosok itu...
Hei cowok...I like you
10      7     0     
Romance
Hei cowok...i like you, kalimat itulah yang keluar dari mulut cewek berwajah pas-pasan kepada cowok berparas tampan yang wajahnya gak kalah cakep dengan cowok-cowok korea.
Sweet Pea
15      5     0     
Romance
"Saya mengirim Kalian berdua ke alam itu bukan untuk merubah 'segala'nya. Saya hanya memberi jalan kearah 'happy ending'. Hanya itu." [Aku akan membenarkan yang typo secepatnya]
Adelaide - He Will Back Soon
19      8     0     
Romance
Kisah tentang kesalah pahaman yang mengitari tiga insan manusia.
The Secret Of Donuts
4      4     0     
Fantasy
Masa lalu tidak dapat dibuang begitu saja. Walau, beberapa di antara kita berkata waktu akan menghapusnya, tapi yakinkah semuanya benar-benar terhapus? Begitu juga dengan cinta Lan-lan akan kue donat kesukaannya. Ketika Peter membawakan satu kue donat, Lan-lan tidak mampu lagi menahan larangan gila untuk tidak pernah mencicipi donat selamanya. Dengan penuh kerinduan, Lan-lan melahap lembut kue t...
Mendadak Pacar
55      14     0     
Romance
Rio adalah seorang pelajar yang jatuh cinta pada teman sekelasnya, Rena. Suatu hari, suatu peristiwa mengubah jalannya hari-hari Rio di tahun terakhirnya sebagai siswa SMA
Help Me to Run Away
4      4     0     
Romance
Tisya lelah dengan kehidupan ini. Dia merasa sangat tertekan. Usianya masih muda, tapi dia sudah dihadapi dengan caci maki yang menggelitik psikologisnya. Bila saat ini ditanya, siapakah orang yang sangat dibencinya? Tisya pasti akan menjawab dengan lantang, Mama. Kalau ditanya lagi, profesi apa yang paling tidak ingin dilakukannya? Tisya akan berteriak dengan keras, Jadi artis. Dan bila diberi k...
Nobody is perfect
73      20     0     
Romance
Pada suatu hari Seekor kelinci berlari pergi ingin mencari Pangerannya. Ia tersesat, sampai akhirnya ditolong Si Rubah. Si Rubah menerima si kelinci tinggal di rumahnya dan penghuni lainnya. Si Monyet yang begitu ramah dan perhatiaan dengan si Kelinci. Lalu Si Singa yang perfeksionis, mengatur semua penghuni rumah termasuk penghuni baru, Si Kelinci. Si Rubah yang tidak bisa di tebak jalan pikira...
Untuk Reina
91      26     0     
Romance
Reina Fillosa dicap sebagai pembawa sial atas kematian orang-orang terdekatnya. Kejadian tak sengaja di toilet sekolah mempertemukan Reina dengan Riga. Seseorang yang meyakinkan Reina bahwa gadis itu bukan pembawa sial. Bagaimana jika sesuatu yang buruk terjadi pada Riga?