Read More >>"> Your Constellation Book (Sebab) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Your Constellation Book
MENU
About Us  

Waktu: Malam, 11 Mei 2020. [satu bulan yang lalu]

Lokasi: Bumi Perkemahan Gabungan Empat Devisi

Status: Gagal

Kondisi yang diketahui:

-Hujan turun dengan deras ketika murid-murid dari keempat sma berkumpul di depan api unggun.

-Sekawanan anjing hutan muncul entah dari mana.

-Seluruh siswa berlarian, behamburan ke dalam hutan.

          Nafas Zidan semakin memburu, jantungnya berdegup sangat kencang, dan matanya semakin waspada memerhatikan sekitar. Hujan deras yang terus mengguyur tanpa ampun membuat jarak pandang dalam rimbunnya pepohonan hutan semakin terbatas. Begitu juga dengan suara ranting pohon yang bergesekan dengan angin malam di atas sana membuat Zidan semakin sulit mengira-ngira darimana sekumpulan anjing itu akan muncul. Petir yang beberapa kali menyambar juga seolah-olah ikut mendesak zidan. Apa boleh buat yang bisa dilakukannya hanya duduk diam dan bersandar pada sebuah pohon. Berharap anjing-anjing itu tidak akan menemukan mereka.

          Perasaan takut, khawatir, cemas, panik, tegang dan perasaan gugup untuk menyelamatkan diri sendiri terus bermunculan dalam benaknya. Tapi bagaimana bisa ia meninggalkan seseorang yang pingsan di sampingnya? Bukan hanya karena gelapnya hutan atau sekawanan anjing yang siap menerkam kapan saja. Terlepas dari keadaan tak terduga saat ini, Zidan tetap tidak bisa meninggalkan Aldisa sendirian.     

          "Apa yang harus kulakukan? Menunggu bantuan? Meninggalkan anak ini? Atau apa? Bagaimana ini?" badai yang tak kalah hebatnya berkecamuk dalam kepala Zidan.

          "Maaf." Aldisa terbatuk beberapa kali, tangan lemasnya yang menggigil, mencengkram bahu zidan. "Oi,jangan paksakan dirimu." Zidan membantu Aldisa memperbaiki sandarannya pada pohon. Nafasnya masih sangat lemah. Mata lelahnya dipaksakan untuk tetap terjaga. Ia tidak ingin membebani zidan lebih jauh lagi.

          "Mungkin, harusnya aku yang minta maaf... Ha!!??" Zidan menoleh dengan cepat. Ke kanan kemudian ke kiri. Matanya disipitkan untuk melihat dengan lebih fokus. Dia yakin sekali barusan terdengar suara geraman seekor binatang. sangat dekat. Tangan kanannya semakin erat menggenggam tongkat pramuka yang sudah patah sebagian. Semoga saja tongkat itu tidak hancur duluan. Tentu siapapun tidak mau dikunyah anjing hutan tanpa perlawanan.

          "Aku tidak keberatan..." ucap Aldisa menggigil.

          "Apa?" Zidan terkesiap.

          "Aku tidak keberatan.... kau pergi sendiri."

          "Omong kosong, kalau aku bisa, aku sudah pergi dari tadi." Zidan mencoba menyangkal agar Aldisa tidak merasa bersalah.

          Zidan menggeleng-gelengkan kepala. Ia mencoba mengembalikan nalar dan logikanya yang terusir rasa takut. Zidan mencoba berpikir dengan jernih dan memeriksa semua memori dalam benaknya, mencari semua infornasi yang mungkin dapat menyelamatkannya dari situasi ini. Ia memejamkan mata dan bersandar pada pohon di belakangnya. Ia berusaha membuat dirinya setenang mungkin.

          "Anjing hutan yang menyerang perkemahan tadi mungkin berjumlah lebih dari dua puluh ekor. Anjing hutan itu memiliki penciuman yang tajam, tapi sekarang hujan turun, kemungkinan bau kami akan terhapus dan tersamarkan dengan bau tanah. Pendengaran mereka sangat tajam tapi selama kami tidak membuat kebisingan mereka tidak akan menemukan kami. Tapi jika hutan ini adalah habitat aslinya, maka hanya perlu sedikit waktu anjing itu akan menemukan kami.... Sial hanya soal waktu kah?" Zidan menarik nafas dalam.

          "Anjing hutan jawa... Anjing Ajag... Hmm..??!!" Zidan terkejut dan langsung membuka matanya. Terdengar suara peluit panjang yang ditiup 3 kali. Diikuti dengan suara sekumpulan tapak kaki hewan yang berlari menjauh. Zidan menelan ludah. Tangannya gemetar memegang tongkat. Baru saja ia menyadari ada anjing hutan tepat dibalik pohon tempat ia bersandar. Betapa beruntungnya ia karena anjing itu pergi sebelum menerkam mereka berdua.

          Suara peluit itu tidak berhenti. Terus menggema dalam gelapnya hutan. Dengan cepat ia menyadari bahwa rentetan peluit itu adalah sandi morse yang dikirim seseorang. Mungkin para pembina ingin mengumpulkan para anggota pramuka yang terpisah dan tersebar di hutan gara gara serangan anjing hutan tadi.

          "Anjing itu barusan ada di belakang kami. Sebuah keajaiban kami bisa selamat. Tapi kenapa mereka lari? Apa mereka takut dengan suara peluit? Dan apa maksud dari huruf O di awal tadi? Tidak salah lagi peluit ditiup panjang tiga kali artinya huruf O. Tapi sampai saat ini yang terus diulang adalah kata BERKUMPUL DI BASE. Apa yang terjadi? Kebetulankah? Apa aku memang harus kembali sekarang?" Tidak salah lagi ada beberapa kejanggalan yang saling terhubung dari kejadian ini. Pasti ada benang merahnya. Tapi zidan sudah tidak punya waktu lagi, Ia harus segera kembali sebelum demam Aldisa semakin parah. Zidan bergegas kembali ke base camp dengan menggendong Aldisa di punggungnya. Ia tentu tidak mau gadis itu semakin menderita.

Hanya saja... sesuatu kembali terjadi....

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (4)
  • Akashisidu

    @hayriin wkwkwk

    Comment on chapter Delta Velorum
  • Akashisidu

    @renicaryadi terimakasih, langit memang penuh misteri.

    Comment on chapter Delta Velorum
  • renicaryadi

    Delta Velorum wuahh. Penulisnya suka astronomi ya. Keren. Ditunggu kelanjutannya

    Comment on chapter Delta Velorum
  • hayriin

    Jadi pengen es serut pelangi 😁

    Comment on chapter Prolog : Diary
Similar Tags
SEPATU BUTUT KERAMAT "Antara Kebenaran & Kebetulan"
35      11     0     
Humor
Bukan sesuatu yang mudah memang ketika dalam hidup berhadapan dengan hal yang membingungkan, antara kebenaran dan kebetulan. Inilah yang dirasakan oleh Youga dan Hendi saat memiliki sebuah Sepatu Butut Keramat....
Carnation
1      1     0     
Mystery
Menceritakan tentang seorang remaja bernama Rian yang terlibat dengan teman masa kecilnya Lisa yang merupakan salah satu detektif kota. Sambil memendam rasa rasa benci pada Lisa, Rian berusaha memecahkan berbagai kasus sebagai seorang asisten detektif yang menuntun pada kebenaran yang tak terduga.
DIA, yang tidak pernah Kurindukan..
2      2     0     
Short Story
Based on True Story (Romance Story)
TERSESAT
411      328     6     
Short Story
Cerpen Romantis penuh kejutan
Panggung Terakhir
4      4     0     
Short Story
Apa yang terlintas dipikiran kalian saat melihat pertunjukan opera? Penuh dengan drama? Bernilai seni yang tinggi? Memiliki ciri khas yang sangat unik? Dimana para pemain sangat berkarakter dan berkharisma? Sang Ratu Opera, Helena Windsor Saner, merupakan seorang gadis cantik dan berbakat. Jenius dalam musik, namun lebih memilih untuk menjadi pemain opera. Hidup dengan kepribadian ceria...
Lara Merindu
2      2     0     
Short Story
Aku kembali hanya menatap punggungmu yang dengan mudah kutemukan diantara kerumunan para siswa pada pintu gerbang pulang. Aku kembali menghembuskan nafas lega, tatkala tubuhmu sudah memasuki angkot yang memang mangkal didepan sekolahmu. Seperti hari-hari kemarin, aku mengikuti angkot yang kau tumpangi dengan motorku. Aku hanya ingin memastikan kau baik-baik saja, meskipun aku telah meremukkan...
Desider
5      5     0     
Short Story
"Kerinduan yang Mendalam"
Gara-Gara Kamu
3      3     0     
Short Story
“Gila banget, nih.” Delisa mengomeli diri sendiri. Merasa tidak waras, masih bisa cengengesan memikirkan Dilan, padahal seharusnya ia marah dan membenci laki-laki tersebut. Cinta benar-benar bisa mengubah batu yang keras menjadi lunak, begitu ucapan Putri. Biarpun menyebalkan, entah kenapa laki-laki itu masih menjadi laki-laki impian. Ganteng, cerdas dan cool. Kecerian Delisa pun menghi...
Search My Couple
3      3     0     
Short Story
Gadis itu menangis dibawah karangan bunga dengan gaun putih panjangnya yang menjuntai ke tanah. Dimana pengantin lelakinya? Nyatanya pengantin lelakinya pergi ke pesta pernikahan orang lain sebagai pengantin. Aku akan pergi untuk kembali dan membuat hidupmu tidak akan tenang Daniel, ingat itu dalam benakmu---Siska Filyasa Handini.
Dear Diary
4      4     0     
Fantasy
Dear book, Aku harap semoga Kamu bisa menjadi teman baikku.