Read More >>"> Youth (E13) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Youth
MENU
About Us  

Setelah Marsya dan Kenzo menyelesaikan tugas mereka, Marsya memutuskan untuk tidak langsung pulang ke rumahnya, ia memutuskan untuk kembali ke sekolah. Ia ingin memeriksa mading di gedung D bersama dengan Fira dan Lala yang masih berada di sekolah.

“Lo langsung pulang, Ken?” tanya Marsya setelah mereka sudah keluar dari warung kopi itu.

Kenzo menggelengkan kepalanya. “Gue mau ke sekolah, motor gue masih di sekolah soalnya.”

“Mau bareng sama gue, gak?” tawar Marsya.

“Gak usah, Sya, gue bisa balik naik ojek online, kok,” jawab Kenzo.

“Ya ampun, Ken, kita ‘kan satu tujuan, ngapain pisah coba?” tanya Marsya.

Kenzo terdiam sejenak. Ia bukan sedang memikirkan tawaran dari Marsya, tetapi dia sedang memikirkan apa maksud dan tujuan Marsya mengajaknya kembali ke sekolah bareng.

“Oke, gue sama lo,” jawab Kenzo. “Lo naik motor atau mobil?”

“Mobil,” jawab Marsya. “Lo tunggu di sini, ya, biar gue ambil mobil gue.”

“Sini, biar gue aja yang ambil,” ucap Kenzo.

“Gue titipin di rumah teman gue, ya kali, lo yang ngambil,” kata Marsya.

“Ya udah, gue ikut sama lo,” ucap Kenzo.

“Ya udah, ayo,” ajak Marsya.

***

“’Makasih, Sya,” ucap Kenzo setelah ia memarkirkan mobil Marsya di parkiran sekolah.

Ya, Kenzolah yang mengemudikan mobil karena Kenzo merasa tidak enak jika Marsya yang mengemudikannya.

Marsya menganggukkan kepalanya lalu mereka berdua pun keluar dari mobil Marsya.

“Nih, kunci lo.” Kenzo memberikan Marsya kunci mobil milliknya.

Marsya menerima kunci itu dari Kenzo. “Gue duluan, ya, Ken.”

Kenzo menganggukkan kepalanya lalu menatap kepergian Marsya dari sampingnya. Kenzo merasa ada sesuatu yang aneh muncul di dalam dirinya saat ini dan dia sangat berharap sesuatu itu tidak ada kaitannya dengan Marsya.

Sesampainya Marsya di kelasnya, ia tidak menemukan keberadaan Fira dan Lala, ia malah menemukan sepasang kekasih yang sedang mengobrol. Siapa lagi kalau bukan Cindy dan Arsen?

“Lo kok balik ke sekolah, Sya?” tanya Cindy sembari beranjak dari kursinya dan berjalan ke arah Marsya yang masih berdiri di ambang pintu kelas.

“Gue mau temuin Fira sama Lala,” jawab Marsya. “Lo ada lihat mereka, gak?”

“Kalau gak salah mereka ada di kelasnya Lala,” jawab Cindy.

Marsya menganggukkan kepalanya. “Gue ke sana dulu, ya, Cin. Hati-hati lo di sini.” Marsya pun berbalik badan dan melangkahkan kakinya menuju kelas Lala.

“’Gini, nih, tampang-tampang orang yang baru terbakar api cemburu,” ledek Lala ketika Marsya baru saja memasuki kelasnya.

Marsya melempar Lala dengan sebuah gumpalan kertas yang tadinya terletak di meja yang berada di dekat pintu kelas. “Sembarangan lo, La.”

“Mereka masih ada di sana, Sya?” tanya Fira.

Marsya menganggukkan kepalanya sembari duduk di kursi yang berada di dekat Fira dan Lala. “Lo berdua kenapa gak bilang lo berdua ada di sini? Tega bener lo berdua.”

“Yang pentingkan lo balik dari acara itu barengan sama Kenzo,” ucap Lala.

Marsya terkejut mendengar ucapan Lala. Baru saja ia hendak memberitahukan hal bersejarah itu kepada Fira dan Lala tetapi ternyata mereka berdua sudah mengetahuinya.

“Kok lo berdua tau sih?” tanya Marsya.

“Lo lupa kalau temen lo itu temen kita juga?” tanya Fira balik.

Marsya menepuk dahinya. Saat ini Marsya merasa bahwa dirinya merupakan orang terbodoh yang pernah ada karena baru menyadari hal itu.

“’Gimana, Sya? Dia orangnya ‘gimana?” tanya Lala.

“Dia pendiam banget,” jawab Marsya.

“Menurut lo dia baik atau jahat?” tanya Fira.

Marsya mengedikkan bahunya. “Ya, mana gue tau, Fir, ‘kan gue baru pertama kali ngomong sama dia.”

“Oh ya, kita ke mading sekarang, yuk,” ajak Lala dan disambut dengan anggukan oleh Marsya dan Fira.

***

Sesampainya mereka bertiga di mading gedung D, mereka tidak menemukan apa-apa di dalam mading itu.

“Kok gak ada yang baru, ya?” tanya Lala.

Marsya dan Fira mengedikkan bahu mereka pertanda mereka tidak mengetahui jawaban yang tepat untuk pertanyaan Lala.

“’Gimana kalau kita langsung temuin Arsen?” usul Fira. “Gue takut sesuatu yang buruk akan terjadi dan kita terlambat.”

Lala menganggukkan kepalanya, ia sangat setuju dengan usulan Fira. “Ayo, kita temuin dia sekarang.”

“Jangan, La, jangan sekarang, dia ‘kan masih sama Cindy,” ucap Marsya.

“Iya juga,” balas Fira. “Ya udah, lo LINE dia aja, suruh dia ke warung Bu Mia.”

Marsya menganggukkan kepalanya lalu mengambil ponselnya dari dalam saku roknya dan mengetikkan beberapa pesan kepada Arsen.

Marsya Nadhifa: Sen

Marsya Nadhifa: Bisa ketemu di warung bu mia?

Marsya Nadhifa: Selesai lo pacaran sm cindy

“Gue rasa dia gak bakalan jawab, Sya,” ucap Lala. “Kita datangi dia sekarang aja.”

“Lo gak apa-apa, ‘kan, Sya?” tanya Fira yang menyadari perubahan ekspresi wajah Marsya yang sepertinya sedikit panik karena harus menemui Arsen yang sedang bersama Cindy.

Demi pertemanan dan demi orang yang akan ada di dalam kertas itu, Marsya menganggukkan kepalanya.

Lalu mereka bertiga pun berjalan menuju kelas Marsya dengan harapan mereka dapat bertemu dengan Arsen dan Cindy tidak merasa ganjil dengan kedatangan mereka bertiga.

Sesampainya mereka di kelas Marsya, mereka tidak menemukan keberadaan Arsen dan Cindy.

“Yha, dianya udah pulang,” ucap Fira.

“Coba lo tanya sama Cindy, Sya,” kata Lala.

“Kalau dia curiga sama gue ‘gimana?” tanya Marsya.

“Sya, ini demi kebaikan kita semua. Emangnya lo mau ada korban lagi?” tanya Fira meyakinkan Marsya agar dia mau melakukan apa yang dikatakan oleh Lala.

Sebenarnya Fira juga tidak yakin dengan perkataan Lala karena ia takut Cindy akan berpikiran negatif akan Marsya. Tetapi, Fira sadar, jika mereka tidak melakukan hal ini, kemungkinan sesuatu yang buruk akan terjadi kepada seseorang.

Dan untuk kedua kalinya, demi pertemanan dan orang itu, Marsya mengambil ponselnya yang sudah sempat ia simpan di saku roknya dan mengirimkan pesan kepada Cindy.

Marsya Nadhifa: Cin

Marsya Nadhifa: Lo lagi sama arsen?

Tak berapa lama kemudian, balasan pun muncul dari Cindy.

Cindy Ariyanti: Engga sya

Cindy Ariyanti: Arsen tadi langsung pulang

Cindy Ariyanti: Emangnya kenapa?

Marsya Nadhifa: Gak ada apa-apa cin

Cindy Ariyanti: Kalau lo ada perlu sm arsen blg sm gue aja, biar gue yg kasih tau ke dia

Marsya Nadhifa: Siap cin

Marsya sedikit tidak percaya dengan pesan yang baru dikirimkan oleh Cindy. Marsya mengira Cindy akan marah atau curiga kepadanya saat dirinya menanyakan tentang keberadaan Arsen. Tetapi ternyata, Cindy malah membantunya jika dirinya memang ada keperluan dengan Arsen. Dan tiba-tiba saja, Marsya merasa menyesal tidak meminta pertolongan Cindy sejak awal.

“Kok lo diam aja, Sya?” tanya Fira.

Masya tidak menjawab pertanyaan Fira dengan perkataan, melainkan dengan menunjukkan ponselnya kepada Fira dan Lala.

“Wah, gue gak nyangka dia bakalan sepeduli ini sama lo,” ucap Lala.

“Udah, Sya, lo gak usah sedih,” kata Fira. “Lo gak salah, perasaan lo terhadap Arsen gak salah.”

“Tapi, Fir, Cindy baik banget sama gue, gue ngerasa gue jahat karena suka sama pacarnya,” ucap Marsya dan tanpa ia duga, ia mengeluarkan air matanya.

Melihat Marsya menangis, Lala langsung memeluk sahabatnya itu. “Ya ampun, Sya, lo gak usah nangis. Kalau lo nangis entar Fira ikutan nangis, terus kalau Fira nangis gue juga ikutan nangis.”

Mendengar perkataan Lala, Fira langsung memeluk mereka berdua dan tepat seperti perkiraan Lala, Fira juga menangis.

“Gue... Gue rasa gue harus jujur ke Cindy,” ucap Marsya ketika pelukan mereka bertiga sudah terlepas.

“Sya, jangan,” ucap Fira, “Gue tau mungkin Cindy bakalan biasa aja, tapi tolong, jangan lakuin itu.”

“Iya, Sya, walaupun nantinya Cindy bakalan biasa aja, tapi tetap aja, dia pasti bakalan merasa aneh,” ujar Fira, "Sya, mulai hari ini, lo harus bisa menghilangkan perasaan lo dan mulai memberikannya kepada orang lain."

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (2)
  • erlinahandayanii26

    Mantap cantikaaa, teruskan ya semoga jalan menjadi penulis lancar sukses dan dapat memberikan inspirasi lewat tulisanmu seperti yang udah kamu lakukan padaku.

    Comment on chapter 1. Gerbang Masa Lalu
  • dede_pratiwi

    sama seperti judulnya, kisahnya pun fresh dan youth sekali sekitaran masa-masa remaja yang penuh pergolakan dan percintaan. keep writing...udah kulike dan komen storymu. mampir dan like storyku juga ya. thankyouu

    Comment on chapter 1. Gerbang Masa Lalu
Similar Tags
(Can’t) Treat You Better
4      4     0     
Romance
Raydan cuma mau hidupnya yang lama kembali; papinya, maminya, adik kembarnya, dan kenangan indah tentang keluarganya. Dan yang dia dapat malah Lava, pacar yang sebenarnya tidak dia butuhkan sama sekali selain demi 'keuntungan dirinya sendiri'. Tapi who knows kalau ternyata satu-satunya penolong agar dia bisa mewujudkan keinginan besarnya itu hanyalah Lava, cewek yang di hari depan nanti akan dia ...
Memorieji
114      45     0     
Romance
Bagi siapapun yang membaca ini. Ketahuilah bahwa ada rasa yang selama ini tak terungkap, banyak rindu yang tak berhasil pulang, beribu kalimat kebohongan terlontar hanya untuk menutupi kebenaran, hanya karena dia yang jadi tujuan utama sudah menutup mata, berlari kencang tanpa pernah menoleh ke belakang. Terkadang cinta memang tak berpihak dan untuk mengakhirinya, tulisan ini yang akan menjadi pe...
14 Days
16      10     0     
Romance
disaat Han Ni sudah menemukan tempat yang tepat untuk mengakhiri hidupnya setelah sekian kali gagal dalam percobaan bunuh dirinya, seorang pemuda bernama Kim Ji Woon datang merusak mood-nya untuk mati. sejak saat pertemuannya dengan Ji Woon hidup Han Ni berubah secara perlahan. cara pandangannya tentang arti kehidupan juga berubah. Tak ada lagi Han Han Ni yang selalu tertindas oleh kejamnya d...
Letter hopes
27      20     0     
Romance
Karena satu-satunya hal yang bisa dilaukan Ana untuk tetap bertahan adalah dengan berharap, meskipun ia pun tak pernah tau hingga kapan harapan itu bisa menahannya untuk tetap dapat bertahan.
Arini
17      9     0     
Romance
Arini, gadis biasa yang hanya merindukan sesosok yang bisa membuatnya melupakan kesalahannya dan mampu mengobati lukanya dimasa lalu yang menyakitkan cover pict by pinterest
A Story
6      6     0     
Romance
Ini hanyalah sebuah kisah klise. Kisah sahabat yang salah satunya cinta. Kisah Fania dan sahabatnya Delka. Fania suka Delka. Delka hanya menganggap Fania sahabat. Entah apa ending dari kisah mereka. Akankah berakhir bahagia? Atau bahkan lebih menyakitkan?
Koude
29      11     0     
Romance
Menjadi sahabat dekat dari seorang laki-laki dingin nan tampan seperti Dyvan, membuat Karlee dijauhi oleh teman-teman perempuan di sekolahnya. Tak hanya itu, ia bahkan seringkali mendapat hujatan karena sangat dekat dengan Dyvan, dan juga tinggal satu rumah dengan laki-laki itu. Hingga Clyrissa datang kepada mereka, dan menjadi teman perempuan satu-satunya yang Karlee punya. Tetapi kedatanga...
With you ~ lost in singapura
5      5     0     
Fan Fiction
Chaeyeon, seorang siswi SMA yang sangat berani untuk pergi menyusul Tae-joon di Paris. Chanyeol, seorang idol muda yang tengah terlibat dalam sebuah skandal. Bagaimana jika kedua manusia itu dipertemukan oleh sebuah takdir?
Tepian Rasa
15      10     0     
Fan Fiction
Mencintai seseorang yang salah itu sakit!! Namun, bisa apa aku yang sudah tenggelam oleh dunia dan perhatiannya? Jika engkau menyukai dia, mengapa engkau memberikan perhatian lebih padaku? Bisakah aku berhenti merasakan sakit yang begitu dalam? Jika mencintaimu sesakit ini. Ingin aku memutar waktu agar aku tak pernah memulainya bahkan mengenalmu pun tak perlu..
L & A
64      47     0     
Romance
LA (From Aquarius to Leo) ____ The Blue adalah sebuah perusahaan majalah tempat di mana Riu bekerja. Dia bisa ada di sana karena bantuan seorang kepala editor yang memberikan ia kesempatan bekerja di sana. Riu bertemu dengan banyak orang. Dia memiliki usia paling muda di antara semua orang di perusahaan itu. Riu bekerja di tim editor bersama beberapa orang lainnya. Hari itu ia tidak s...