Read More >>"> L for Libra [ON GOING] (11. I'm Viole, Your Guardian) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - L for Libra [ON GOING]
MENU
About Us  

I’m Viole, Your Guardian

"Sudah ketemu!" seru seorang berjubah hitam. Kedua temannya menatap gelembung di depan mereka yang menunjukkan lokasi yang dimaksud. "Dia sedang bergerak."

Dia yang dimaksud, tentu saja Claire. Orang yang dimaksud sedang berkendara menuju rumah Varo menggunakan motor Genta. Para chamilí atau dikenal sebagai mata-mata, mengikutinya dengan mode terbang. Claire merasakan bulu kuduknya berdiri. Sesaat setelah dia memasuki kawasan rumah Varo, bulu kuduknya kembali rebah.

"Hilang!" seru sang jubah hitam.

"Bodoh!" maki seorang jubah hitam berjenis kelamin perempuan. "Bagaimana bisa dia kabur lagi?!"

"Aku tidak tahu."

"Sepertinya kita perlu menunggu target kita keluar. Buka mata kalian lebar-lebar. Kalau kita tidak menangkapnya, para anóteri akan menghabisi kita," kata sang kacamata hitam.

Ketiganya bersembunyi di balik sebuah pohon yang rindang. Wujud mereka tak tampak. Sayangnya, seseorang melihat mereka. "Beraninya kalian mendekati Claire." Matanya memancarkan amarah. Sebelum dia menghabisi ketiga orang itu, ponselnya berdering.

"Viole, jangan lepas kendali. Kamu hanya menjaga Libra terakhir kita, bukan menghabisi para Antarton," kata orang di balik telepon.

"Ya, aku mengerti, Stochrono. Tumben kamu berbicara lewat telepon, bukan mendatangiku. Apakah wujud bercahayamu tidak berfungsi?" ejek Viole.

Stochrono mendengus marah. "Aku menggunakannya untuk berbicara dengan Claire kemarin. Dia belum bisa mendengarkanku secara langsung tanpa bantuan wujud asliku. Mungkin aku kelelahan."

"Oh, begitu." Viole memutuskan sambungan dan kembali memata-matai para chamilí.

🍁🍁🍁

Pintu depan dibuka mama Varo yang sedang menggunakan masker wajah. Sedikit terkejut, namun Claire langsung mengubah ekspresinya.

"Hai, Claire. Ayo, masuk." Tangan mama Varo merangkul Claire. Dari ruangan paling ujung, muncul papa Varo yang terlihat sangat pucat.

"Ah, ini yang namanya Claire?" tebaknya.

Claire mengangguk sopan.

"Papa main game lagi, ya?! Kan, sudah mama bilang, main game itu tidak berguna," kata mama Varo.

"Tidak, kok. Aku sedang menyelidiki para Libra. Tidak mungkin tiba-tiba muncul seorang Libra, di saat seluruh Libra dipastikan punah." Papa Varo menaikkan kacamatanya dan memasuki perpustakaan rumah.

Mama Varo membawa Claire ke dalam kamar Varo. Wajahnya berubah menjadi datar. Tirai di kamar Varo yang tertutup membuatnya lega. "Claire, tidakkah kamu merasa diikuti seseorang?" katanya tiba-tiba.

"Eh?"

"Kamu diikuti tiga orang yang mengincarmu. Masa, kamu tidak sadar?" kejut mama Varo.

Claire menggeleng. "Orang seperti apa yang mengincarku? Tidak ada yang bisa dicuri dariku."

"Mereka bukan pencuri ataupun perampok. Lihat ke arah pohon itu. Mereka disebut chamilí. Tugas mereka adalah memata-mataimu, seorang Libra," jelas mama Varo. Dalam tatapannya, tersirat kekhawatiran.

"Libra?"

"Pokoknya, hati-hati saja," kata mama Varo cepat. Dia baru teringat kalau Claire belum mengetahui hal ini. Biarkan saja petunjuk ibunya yang mengarahkan pada kebenaran. Ini demi Mythia. Aku tidak boleh salah bicara. Pikirnya.

"Aku pulang," seru Varo sesampainya di dalam rumah. Tubuhnya basah oleh keringat sehabis bermain bola. Hobi sejak kecilnya tak dapat dihindari. Bermain bola tiap sore sudah menjadi rutinitasnya. "Claire, kamu di sini?"

"Ah, pas sekali. Tolong antar Claire pulang, ya," pinta mama Varo. Setelah itu, dia langsung melesat pergi, memaki mulutnya yang salah bicara itu.

"Aku ganti pakaian dulu."

Claire keluar dari kamar Varo dan menatap pintu di seberang kamar itu. Bingkai pintunya berwarna merah. Sama anehnya dengan bingkai foto keluarga yang berada di ruang tamu. "Pasti ada sesuatu di balik pintu ini."

Sesaat sebelum tangannya membuka pintu itu, Varo keluar. "Ayo, kuantar."

"Sebenarnya, aku bawa motor, sih. Aku pulang sendiri saja," tolak Claire.

"Mamaku pasti memiliki alasan saat menyuruhku mengantarmu. Ayo," ajaknya. Pasrah, Claire mengikuti Varo memasuki mobilnya. "Nanti malam, Genta dan Kenta akan ke sini. Motornya akan diambilnya pada saat itu."

Claire mengangguk, mengenakan sabuk pengaman. Mobil Varo dikeluarkan dari garasi. Di sisi kanan rumah, ketiga chamilí itu masih mencari Claire.

"Hei," kata Varo, "sepertinya aku mengerti mengapa mamaku menyuruhku mengantarmu. Aku merasakan beberapa orang yang mengeluarkan aura jahat. Kamu akan berada di dalam bahaya apabila ditemukan mereka."

"Tapi, mengapa? Ibumu menyinggung tentang sesuatu bernama Libra. Saat kutanya lebih lanjut, topik obrolan itu malah berubah." Jari Claire menekan tombol merah pada sabuk pengaman agar lepas. Mobil yang ditumpanginya sudah berada dekat rumahnya.

"Aku tidak tahu," bohong Varo. Pasti mama keceplosan.

"Ah, sudah sampai. Terima kasih, Varo." Claire tersenyum pada Varo dan berjalan keluar dari mobil Varo.

Saat dia keluar dari mobilku, pasti mereka bisa melacaknya. Untung saja, rumahnya sudah diberikan prostateftikó. Jejaknya akan hilang. Pikir Varo dengan lega, lalu mengemudikan mobil kembali ke rumahnya.

🍁🍁🍁

Kertas pemberian mama kandungnya yang kosong ditatap lama. Claire benar-benar bingung dengan cara kerja tulisan di kertas itu. Yang dia ketahui, invisible ink terbuat dari lemon dan dibaca dengan didekatkan pada api. Tapi, kertas ini akan menunjukkan isinya hanya dengan menghembuskan napas. Itu pun, bukan napas orang biasa.

"Jangan-jangan dari semua orang, hanya aku yang bisa membaca surat ini? Apakah password dari kertas ini adalah napasku?" Claire merasa geli sendiri memikirkannya.

Jangan percaya pada siapapun. Manusia bukan makhluk yang bisa dipercaya. Tapi selalu ingat hal ini, percayalah pada Viole dan anggota keluarga Aries yang tinggal di bumi. Mereka bisa dipercaya.

Salah satu bagian dari surat itu membuat kepalanya pusing. "Jika manusia bukan orang yang bisa dipercaya, maka Viole dan anggota keluarga Aries bukanlah manusia? Aku hanya bisa memercayai monster?"

Ting tong

"Kenta dan Genta sudah pulang? Tidak, mereka akan ke rumah Varo setelah jalan-jalan. Mama dan papa? Sepertinya, bukan. Mereka bekerja sampai malam. Jadi, siapa?" Claire melangkah keluar dari kamarnya, masih memegang surat dari mama kandungnya.

"Siapa?" tanya Claire sambil mengintip lewat lubang di pintu.

Tidak ada seorang pun di sana. Yang ada hanyalah sebuah surat. Claire mengerutkan dahinya. "Biasanya, surat dimasukkan ke kotak surat di depan. Selain itu, gerbang depan dikunci, kan?"

Pintu utama dibukanya. Surat itu membuatnya terkejut. "Pengirimnya ... bernama Viole," gumamnya sambil membandingkan dengan surat di tangan sebelahnya.

Dengan segera, dia membawa surat dari Viole ke kamarnya setelah menutup pintu utama. "Siapakah Viole ini?"

Dear Claire,

Sejak lama, mamamu menitipkan pesan padaku lewat Stochrono. Kamu sudah bertemu dengan pengirim pesan lintas waktu itu, bukan? Dia benar-benar aneh namun berguna di sisi lain. Kamu akan bertemu denganku suatu hari nanti. Kapan? Lihat saja keadaannya. Aku memiliki pesan untukmu. Berhati-hatilah. Para Antarton sudah mengetahui kehadiranmu di dunia ini sejak kamu berumur 16 tahun. Tapi tenang saja. Karena aku selalu ada bersamamu. Perkenalkan, I'm Viole, your guardian.

🍁🍁🍁

 

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
The Prince's Love
4      3     0     
Fantasy
some people are meant to meet, not to be together.
Evolution Zhurria
3      3     0     
Romance
A story about the evolution of Zhurria, where lives begin, yet never end.
Lingkaran Ilusi
100      25     0     
Romance
Clarissa tidak pernah menyangka bahwa pertemuannya dengan Firza Juniandar akan membawanya pada jalinan kisah yang cukup rumit. Pemuda bermata gelap tersebut berhasil membuatnya tertarik hanya dalam hitungan detik. Tetapi saat ia mulai jatuh cinta, pemuda bernama Brama Juniandar hadir dan menghancurkan semuanya. Brama hadir dengan sikapnya yang kasar dan menyebalkan. Awalnya Clarissa begitu memben...
The pythonissam
3      3     0     
Fantasy
Annie yang harus menerima fakta bahwa dirinya adalah seorang penyihir dan juga harus dengan terpaksa meninggalkan kehidupanannya sebagai seorang manusia.
All About You
1      1     0     
Romance
Kau seperti lentera yang mampu membawa cahaya dalam kegelapan Kau adalah orang yang spesial yang selalu ada untukku Aku pergi Aku tidak akan meninggalkan sesuatu yang berharga untuk diingat Tapi aku meninggalkan hatiku untukmu
Renata Keyla
30      17     0     
Romance
[ON GOING] "Lo gak percaya sama gue?" "Kenapa gue harus percaya sama lo kalo lo cuma bisa omong kosong kaya gini! Gue benci sama lo, Vin!" "Lo benci gue?" "Iya, kenapa? Marah?!" "Lo bakalan nyesel udah ngomong kaya gitu ke gue, Natt." "Haruskah gue nyesel? Setelah lihat kelakuan asli lo yang kaya gini? Yang bisanya cuma ng...
Nothing Like Us
208      36     0     
Romance
Siapa yang akan mengira jika ada seorang gadis polos dengan lantangnya menyatakan perasaan cinta kepada sang Guru? Hal yang wajar, mungkin. Namun, bagi lelaki yang berstatus sebagai pengajar itu, semuanya sangat tidak wajar. Alih-alih mempertahankan perasaan terhadap guru tersebut, ada seseorang yang berniat merebut hatinya. Sampai pada akhirnya, terdapat dua orang sedang merencanakan s...
Zo'r : The Scientist
233      36     0     
Science Fiction
I will be inactive for some months due to the school's passing exams. [WILL BE REVISIONED] Zo'r The Series Book 2 Book 1 - Zo'r : The Teenagers Bumi selamat, tetapi separuhnya telah hancur berantakan. Zo'r yang kini hanya ber-6 kembali kehidupan lama mereka, tetapi sesuatu kembali terjadi. Terror-terror mulai berdatangan kepada mereka, mengganggu kehidupan mereka, sehingga Iustum harus ik...
Mengejarmu lewat mimpi
9      3     0     
Fantasy
Saat aku jatuh cinta padamu di mimpiku. Ya,hanya di mimpiku.
When I\'m With You (I Have Fun)
3      3     0     
Short Story
They said first impression is the key of a success relationship, but maybe sometimes it\'s not. That\'s what Miles felt upon discovering a hidden cafe far from her city, along with a grumpy man she met there.