Read More >>"> Kenyataan
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Kenyataan
MENU
About Us  

"Apa kau mengenalnya, Alice?" Suara lembut Anna bagaikan sihir yang mampu membuatnya seakan terhipnotis.

Dengan spontan, Alice langsung menolehkan kepala. "Siapa yang kau maksud?" Bukannya menjawab, Alice malah menunjukkan ekspresi bingung. Berbanding terbalik dengan Anna yang sempat terkikik pelan. Sebelum akhirnya, kembali menunjukkan raut wajah serius.

Anna mulai menggerakkan tangannya untuk menunjuk sebuah tempat di sekitar lapangan basket. "Lihat itu!" Dan lagi, bagai sebuah sihir perkataan Anna mampu membuat Alice mengikuti perintahnya.

Deg! Bohong jika Alice tidak mengenalnya. Sosok itu adalah sosok yang pertama kali melihat intens dirinya dengan kedua bola mata indah nan tajam miliknya. Sosok yang mampu mengalihkan dunianya. Serta, sosok jahat yang telah mencuri hati tanpa kepemilikan ini, setidaknya status itu berubah setelah mengenal sosok itu.

"Dia, si ketua basket, Ferrel Bramanto." Anna bersedekap dada. "Ya, setidaknya itu masih salah satunya. Akan menghabiskan banyak waktu jika diperjelas." 

Anna kembali menoleh ke arah Alice. Walau sempat terpaku melihat Alice termenung untuk menatapi sosok yang jadi topik pembicaraan, ia segera melanjutkan.

"Kau mau 'ku beritahu suatu fakta menarik tentangnya?" lanjut Anna yang dibalas anggukan antusias. "Baiklah kalau begitu."

Damn it! Alice benar-benar tidak menduga, bahwa fakta itu harus di dengar secepat ini. Kenyataan bahwa Ferrel telah memiliki kekasih sejak tiga minggu yang lalu. 

Cairan bening perlahan jatuh ke pipinya, tanpa sadar. Alice tidak menangis, hanya saja cairan bening itu tidak bisa dihentikan. Walaupun jika ia ingin.

Iya, Alice sekarang sadar. Ia sudah bertindak bodoh. Bodoh untuk terlalu mencintainya. Bahkan, ia berusaha mati-matian untuk mengikuti setiap kegiatan Ferrel dari hari ke hari. Dan bodohnya, fakta kejam itu bahkan tidak ia ketahui.

"Eh, itu Ferrel kesini, Alice!"

Alice ingin bergerak, tapi ibarat sebuah batu yang dikunci kuat-kuat oleh rantaian besi, tidak bergerak sama sekali.

"Lho, Alice! Kenapa kau menangis? Apa aku ada salah bicara? Aku minta maaf, deh," tanya Anna ketika ia baru menyadari keadaan Alice. Mata Anna sontak membulat kala melihat Ferrel yang sudah berdiri tepat disamping Alice.

Ferrel melirik sekilas, "Dia anak baru itu, bukan?" Anna hanya mengangguk sebagai balasan. "Ada apa dengannya?"

Jujur, jika saja Alice tidak sedang bersedih mungkin hatinya sudah merasa berbunga-bunga kala Ferrel menanyai keadaannya. Namun apa yang terjadi sekarang, Alice bagaikan sebuah patung yang tidak dapat berbicara tapi dapat merasakan.

Diamnya Alice bukan berarti tidak melakukan apa-apa. Selagi Anna dan Ferrel berbincang, ia berusaha keras untuk mengumpulkan kekuatan hanya demi mengucapkan, "Tidak, aku baik-baik saja. Jangan perdulikan aku yang BUKAN siapa-siapamu! Aku sadar, kok. Kalau aku ini bodoh. Tidak seperti kekasihmu yang cantik dan memiliki segudang keistimewaan. Terimakasih untuk semuanya, Ferrel Bramanto."

Tags: ffwc2

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Mrs. Late
4      4     0     
Short Story
Nadia telah berusaha semaksimal mungkin untuk memperbaiki kesalahan yang Dia buat, sampai merasa semua usahanya sia-sia akan tetapi keadaan membuat Dia sadar tak ada yang sia-sia seperti apa yang Dia alami...
No One But You
4      4     0     
Short Story
Sudah seminggu sejak Bram dan Rokku menghubungiku untuk mengajakku kembali tampil bersama mereka. Ya, aku tahu aku keterlaluan dengan secara tiba-tiba menghilang dari Raven Band sejak dua tahun lalu. Tapi itu semua kulakukan bukan tanpa alasan.
Love Arrow
1      1     0     
Short Story
Kanya pikir dia menemukan sahabat, tapi ternyata Zuan adalah dia yang berusaha mendekat karena terpanah hatinya oleh Kanya.
Something's Gone
4      4     0     
Short Story
Jika buat kebanyakan orang Desember itu merupakan bulan yang penuh keceriaan, bagi ku Desember merupakan bulan yang kelabu
Throwback Thursday
5      3     0     
Short Story
Kenangan masa muda adalah sesuatu yang seharusnya menggembirakan, membuat darah menjadi merah karena cinta. Namun, tidak halnya untuk Katarina, seorang gadis yang darahnya menghitam sebelum sempat memerah. Masa lalu yang telah lama dikuburnya bangkit kembali, seakan merobek kain kafan dan menggelar mayatnya diatas tanah. Menghantuinya dan memporakporandakan hidupnya yang telah tertata rapih.
Sadness in the rain
2      2     0     
Short Story
Mengiklaskan orang yang telah pergi bukan hal yang mudah.
Samudra
5      5     0     
Short Story
Semesta, bolehkah aku memohon. Kembalikan Samudra kepadaku, aku merindukannya.
Sending My Love To Heaven
4      4     0     
Short Story
Untukmu, lelaki yang pernah membuat hidupku berwarna. Walau hanya sementara.
Tidak Ada Senja Untuk Hari Ini
3      3     0     
Short Story
Senja memberi nyawa dan imajinasi bagi Ferdian. Tidak ada hari yang terlewati tanpa menatap senja. Dan, Jika aku punya pacar, dia juga harus suka dengan senja, katanya. Apakah cita-citanya akan tercapai?
Bakauheni
3      3     0     
Short Story
"Tunggu aku di sana. Di sebuah taman dengan pemandangan dermaga, sebelum senja menua, lalu terdengar deburan ombak sebagai tanda kapal akan menepi di pelabuhan Bakauheni."