Tujuh bulan tepat usia hubungan asmara Jerapah Hungaria dan Pinguin Madagaskar. Semuanya masih berjalan lancar tanpa masalah berarti. Hanya sesekali bertengkar kecil yang kadang dimulai oleh sikap kelewat manja Kyungsoo atau Chanyeol yang terlalu posesif. Namun, selalu diakhiri dengan Chanyeol yang meminta maaf.
Kyungsoo tak pernah salah. Jika Kyungsoo salah, anggap saja itu hanya kekhilafan yang harus dimaklumi oleh Chanyeol. Sedangkan si pria jangkung itu adalah tertuduh yang tak pernah luput dari salah.
Sama seperti enam bulan yang telah terlewati sebelumnya, hari ini semua akun media sosial Kyungsoo diramaikan dengan foto kemesraannya bersama Chanyeol. Tak lupa caption khas orang kasmaran menyertai setiap unggahan.
Bukan hanya di media sosial, di kehidupan nyata pun Kyungsoo merayakannya dengan cara yang romantis versi dirinya. Yaitu berwisata ke Lotte World dengan mengenakan baju couple seharian.
Chanyeol tak masalah jika harus memakai baju dengan warna yang sama. Yang jadi masalah adalah pilihan warna Kyungsoo, merah muda. Sebagai lelaki manly sejati, Chanyeol sedikit malu mengenakan kaus berwarna merah muda yang cukup ketat. Hingga menonjolkan bagian dadanya yang tercetak.
Sialnya, Chanyeol adalah budak cinta. Demi membuat hati sang kekasih senang, Chanyeol rela melakukan segala. Jangankan hanya kaus pink, andai Kyungsoo memintanya bertelanjang dada dengan berbalut bikini dan memakai high heels pun Chanyeol pasti mau.
"Ah... Tampannya kekasihku," puji Kyungsoo.
Chanyeol berusaha tersenyum meski tetap merasa risih. Sungguh pink bukanlah warna yang cocok untuk lelaki semaskulin Park Chanyeol.
Dengan riang Kyungsoo menggamit lengan Chanyeol. Kakinya melangkah seringan kapas menyusuri tiap wahana yang ada. Sementara Chanyeol hanya menurut dengan langkah terseok. Ia membuang semua harga diri bersama rasa malu tiap kali beberapa orang cekikikan melihatnya.
"Tak apa. Ini semua demi Kyungsoo. Aku akan melakukannya dengan senyuman paling ceria di wajahku," batin Chanyeol.
Langkah terseok itu mulai menemukan ritmenya. Senada dengan langkah seringan kapas milik pinguin terkasih. Chanyeol benar-benar tak peduli tatapan mengejek dari orang sekitar. Yang ia pedulikan adalah melihat Kyungsoo tertawa bahagia.
Kyungsoo laksana mainan robot yang baru saja dicharge penuh. Seolah tak mengenal lelah, terus berpindah dari satu wahana ke wahan yang lain.
"Chagi, kau masih mau bermain?" tanya Chanyeol.
"Kenapa? Kau lelah ya?" Kyungsoo bertanya balik.
Chanyeol melebarkan senyuman seraya menggeleng. "Aku hanya khawatir kau kelelahan, Chagi," timpalnya.
"Selama ada kau di sampingku, aku tak akan pernah merasa lelah," tukas Kyungsoo.
"Oho! Makin hari kekasihku ini pandai sekali berkata manis," canda Chanyeol, mencubit gemas ujung hidung Kyungsoo.
Kyungsoo balas mencubit lengan berotot kekasih. "Kau yang mengajariku alay begini, jangan lupa itu," gerutunya.
Chanyeol terkekah. Lantas kembali menggandeng jemari mungil Kyungsoo yang terasa pas dalam genggaman tangan besarnya.
Hari itu, Lotte World seolah menjadi kuasa Chanyeol dan Kyungsoo. Pengunjung lain hanya numpang lewat.
◌⑅⃝●♡⋆♡LOVE♡⋆♡●⑅◌
Pulang dari Lotte, Chanyeol mengajak Kyungsoo mampir ke Exodus. Tempat yang paling wajib dikunjungi setiap tanggal empat. Sekedar mengingat bahwa di depan pintu cafe itu lah keduanya bertemu.
Exodus tak hanya mempertemukan Kyungsoo dan Chanyeol, tetapi juga menjadi salah satu saksi betapa runyamnya hubungan mereka kala itu. Segala kesalahpahaman bermula di sana. Saat Baekhyun hendak mempertemukan Kyungsoo dan Chanyeol. Lalu Kyungsoo menduga bahwa Jerapah Hungaria yang berhasil mencuri hatinya, adalah kekasih sahabat sendiri.
"Kenapa senyum-senyum sendiri?" Chanyeol terheran melihat Kyungsoo yang tersenyum memandangi latte dalam cangkir di hadapannya.
"Tidak apa," tukas Kyungsoo. Tak mungkin ia mengaku sedang mengingat kebodohannya di masa lalu.
Chanyeol menyesap cokelat hangat yang masih menjadi kegemarannya. Ada tiga hal di dunia ini yang menurut Chanyeol sangat berarti bagi hidupnya; Kyungsoo, musik dan cokelat panas.
Untuk tiga hal itu Chanyeol tak bisa berkompromi. Tak ada yang boleh mengacaukan. Jika hidup Chanyeol diibaratkan semesta, maka Kyungsoo adalah oksigen, musik adalah air dan cokelat panas adalah matahari. Chanyeol tak bisa hidup tanpa salah satunya.
"Aku tau apa yang kau pikirkan," celetuk Chanyeol. "Kau pasti sedang bersyukur memiliki kekasih setampan diriku bukan?" imbuhnya.
"Yak! Percaya diri sekali anda, Tuan Park!" sanggah Kyungsoo.
Jika saja mereka sedang tak berada di tempat ramai, maka Kyungsoo akan melempari Chanyeol dengan benda apa pun. Chanyeol beruntung karena Kyungsoo harus menahan diri saat ini.
"Permisi. Kalian pasangan kekasih ya?" Seorang wanita dengan apron putih berlogo Exodus tiba-tiba menghampiri meja Chanyeol dan Kyungsoo.
"Iya. Si cantik ini kekasihku," sahut Chanyeol.
"Woah. Kalian sangat serasi!" seru wanita itu dengan menautkan kedua telapak tangan dan menempelkan di pipi sebelah kanan.
Kyungsoo bersemu oleh pujian itu. Sementara Chanyeol menyernyih bangga. Tak perlu diragukan, Chanyeol dan Kyungsoo memang pasangan paling serasi di jagat per-wattpad-an.
"Kebetulan sekali. Aku menjual gelang pengikat cinta sejati. Dan karena kalian pasangan palinh serasi, akan kuberikan gratis satu jika membelinya hari ini," tutur wanita itu lagi.
Kyungsoo merotasikan bola mata. Ternyata ada maksud tersembunyi dari pujian yang diutarakan sang wanita. Bahkan ia kini menjelaskan fungsi gelang itu. Menurutnya, gelang itu dipercaya bisa melindungi hubungan mereka dari segala marabahaya. Perselingkuhan dan sebagainya dapat dihindari dengan memakai gelang tersebut.
Chanyeol yang pada dasarnya mudah diprovokasi, bersiap untyk mengeluarkan sejumlah uang. Kyungsoo segera menahan tindakan konyol Chanyeol, mengaitkan kelanggengan suatu hubungan dengan sebuah gelang sangat lah tidak masuk akal. Apa lagi harga sepasang gelang yang katanya sudah diberi diskon khusus itu terbilang mahal.
"Lebih baik uangnya untuk membeli malan anak-anak, Chan," larang Kyungsoo.
Wanita itu masih berusaha mempengaruhi Chanyeol. Membujuk dengan kalimat-kalimat manis. Tentu saja jika yang dijanjikan adalah bersatunya hubungan Chanyeol dan Kyungsoo tanpa celah untuk berpisah, Chanyeol rela merogoh koceknya.
"Chan, dengarkan aku. Jangan bodoh," protes Kyungsoo.
"Nona manis, kekasihmu ini tidak bodoh. Justru dia ingin melindungi hubungan kalian," kilah si wanita.
Kyungsoo memasang tampang cemberut saat Chanyeol cenderung menuruti rayuan maut wanita asinh itu.
"Kim Doraa, apa yang kau lakukan?" tegur Suho. "Ayo kembali ke dapur," lanjutnya memberi perintah.
Wanita bernama Doraa itu segera berlalu dengan menekuk wajah. Kesal karena bisnisnya dikacaukan suami sendiri.
"Mohon maafkan istriku. Dia memang sedikit tak tau diri. Sudah bagus Bos Kai mengizinkannya bekerja di sini. Dia malah menawarkan dagangan sendiri," terang Suho.
Setelah memberi penjelasan, Suho lantas undur diri. Ia yakin istrinya saat ini sedang menangis di pojok dapur. Mengadu pada semut-semut merah yang berbaris di dinding.
"Chagi, tak ada salahnya kita membeli gelang itu," ucap Chanyeol.
"Kau lebih percaya pada gelang dibanding dengan kekuatan cinta kita, Chan?" cibir Kyungsoo.
Ah tidak. Tentu Chanyeol tidak lebih percaya pada sebuah benda. Ia yakin bisa menjaga cinta miliknya dan Kyungsoo meski tanpa perantara.
"Aku percaya cinta kita, Chagiya." Chanyeol berujar mantap dengan sunggingan lebar di wajah tampannya. Kedua tangan Chanyeol menggenggam erat jemari mungil kekasih.

Sayanghae💕
17 November 2018
©Rin
Ahhhh, aku setuju ama komen" sebelumnya. Prolognya bkin penasaran nih
Comment on chapter Prolog