Read More >>"> Delapan Belas Derajat (04. Dingin?) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Delapan Belas Derajat
MENU
About Us  

Aku tidak mengerti ada apa, kau tidak membicarakannya. Lalu, apa aku harus bertanya kepada angin?

……

Mungkin hari ini adalah hari tersial Azmariah. Gadis itu juga merasa pusing sendiri, ditambah dia merasa banyak tekanan dari seluruh kegiatan yang dia ikuti. Baru juga sebulan dia duduk dibangku kelas 11, banyak yang sudah dia keluhkan.

“Kenapa, Az?” tanya teman yang ada di sampingnya.

“Kita sebentar lagi ada lomba, Nath. OSIS mau seleksi, padus juga mau ada lomba, belum lagi organisasi kota yang mau adain acara. Kepala gue mau pecah,” gerutunya.

“Sibuk banget, ya? Kayak Arin,” gumam Nathira.

Azmariah hanya meletakkan kepalanya di atas meja lalu menghela napasnya. Dia dihampiri oleh ketua kelasnya karena dipanggil oleh guru matematika kelas 12 yang merangkap sebagai Pembina OSIS sekolahnya.

Dengan langkah malas, dia berjalan menuju ruang guru yang berada di gedung sebelah. Seperti biasa, dia melintasi tengah lapangan seraya mengkucir rambutnya yang terurai bebas hingga punggung.

Saat sampai di depan ruang guru, dia mengetuk pintu dengan pelan lalu membukanya seraya mengucap salam. Saat dia melihat orang di depan pintu yang ingin keluar dari ruang guru, dia semakin jengkel.

“Ngapain?”

“Di panggil Bu Mun. Lo ngapain, Sa?”

“Tadi dipanggil juga,” jawab Mansa lalu keluar dari ruang guru.

Azmariah masuk ke dalam lalu menghampiri guru yang memanggilnya. Dia hanya berbincang sebentar tentang proposal untuk acara 17 Agustus nanti. Berhubung Azmariah adalah ketua pelaksana kegiatan tersebut.

Seusai membicarakan hal itu, dia dipanggil oleh guru geografi untuk membawakan buku cetak yang tebal sebanyak 32 buku.

Dosa apa gue? Batin Azmariah.

Dia mendorong pintu dengan kakinya perlahan. Saat dia sudah keluar dari ruang guru, dia merasakan beban buku yang dibawanya tadi cukup ringan.

“Pantes pendek.”

Suara yang sering di dengarnya beberapa hari ini membuat dahinnya mengeluarkan perempatan imajiner.

“Kalau gak mau bantu, gak usah,” ketus Azmariah.

“Jarak dari sini ke kelas lumayan jauh. Nanti pas sampai kelas lo udah jadi amuba,” balas Mansa sealakadarnya. Mansa melangkah pergi lebih dulu dari Azmariah dengan membawa setengah dari yang Azmariah bawa tadi.

“Sa!” teriak Azmariah cukup keras.

Mansa hanya menoleh dan menaikan kedua alisnya tanda bingung.

Gelud, yok!” lanjutnya.

……

Pelajaran kelas mereka memang pelajaran geografi. Azmariah sampai makan bekalnya di kelas lalu membalas pesan dengan anak OSIS lainnya dengan ponsel yang sengaja dia letakkan di atas meja.

Roti yang terisi mentega, gula dan telur rebus di dalamnya membuat Mansa memerhatikannya dari tadi.

“Azmariah, tolong bawakan buku cetaknya ke IPS 3, saya ngajar di sana sekarang,” ucap guru geografi di depan.

Azmariah sampai tersedak rotinya sendiri lalu minum air yang dia bawa dari rumahnya. Seisi kelas memperhatikannya yang sedang meminum airnya.

“Siap, Pak!” jawabnya kemudian.

Azmariah berjalan untuk mengumpulkan buku cetak yang telah dibagikan ke murid di kelasnya. Mansa mengambil sebagian buku itu saat sudah terkumpul di meja guru untuk membantu Azmariah mengantar bukunya.

Mereka hanya diam hingga sampai di IPS 3. Ketua kelas IPS 3 yang bernama Surya menerima buku itu dan berterima kasih. Azmariah hanya membalasnya dengan senyum manis.

Mansa menjawab dengan ketus dan berbalik untuk kembali ke kelasnya. Mansa sendiri tidak suka dengan ketua kelas IPS 3 itu. Padahal hanya karena kesalahpahaman. Azmariah yang bingung memanggil Mansa berkali-kali. Karena tidak ada jawaban, ia menarik tangan kanan Mansa.

Seketika pula Azmariah terkejut dengan suhu tangan Mansa saat itu. Mansa menepisnya dengan kasar. Matanya membelalak. Dia memperhatikan Azmariah yang tidak kalah terkejutnya dibandingkan dengannya.

“Lo … sakit?” tanya Azmariah hati-hati.

“Bukan urusan lo,” jawab Mansa dingin.

“Lo apa, sih? lo kok jadi berubah dingin? Perasaan tadi biasa aja. Lo kalau sakit bilang, biar gue izi—“

“Berisik!” bentak Mansa. “Lo gak tahu apa-apa diam aja! Orangtua lo ngajarin lo apa sampai lo ikut campur urusan orang?!”

“Kenapa jadi orangtua? Emang lo tahu apa tentang mereka?!”

“Lo anak didikan gagal? Sukanya ikut campur urusan orang? Hah?”

“Cukup!” teriak Azmariah. Hal itu membuat murid-murid yang ada di kelas menatap ke arahnya lewat jendela kelas.

Air wajah Azmariah berubah. Air matanyapun ingin turun. Mansa ingin meminta maaf, namun gengsinya terlalu tinggi. Mansa yakin, ia membuat kesalahan yang tidak bisa dimaafkan.

“Anggap kita gak pernah kenal. Gue nyesal kenal sama lo, Sa.”

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (4)
  • kairadish

    @yurriansan makasih banyak kak sudah mampir^^
    Aku suka nama mansa garem wkwkwkwkw
    Oke kak,^^

    Comment on chapter 03. Pulang Bareng
  • yurriansan

    nama tokohmu unik2, Mansa Garem, wkkwkwk. masih nunggu lanjutannya.
    kamu juga boleh kasih kritik da saran ke tulisanku kalau mau

    Comment on chapter 03. Pulang Bareng
  • kairadish

    @rara_el_hasan makasih banyak kak, sudah mampir^^

    Comment on chapter Prologue
  • rara_el_hasan

    diksinya asyik .... baru baca dua part langsung nagih

    Comment on chapter Prologue
Similar Tags
Bulan dan Bintang
29      10     0     
Romance
Orang bilang, setiap usaha yang sudah kita lakukan itu tidak akan pernah mengecewakan hasil. Orang bilang, menaklukan laki-laki bersikap dingin itu sangat sulit. Dan, orang bilang lagi, berpura-pura bahagia itu lebih baik. Jadi... apa yang dibilang kebanyakan orang itu sudah pasti benar? Kali ini Bulan harus menolaknya. Karena belum tentu semua yang orang bilang itu benar, dan Bulan akan m...
Loneliness
209      5     0     
Romance
Sebuah Reuni megah yang diadakan di Bali, menjadi penuh tanda tanya karena ketidakhadiran Silvi. Hanya dia seorang yang tidak hadir. Menghilang tanpa jejak setelah wisuda. Bahkan, teman terdekatnya juga tidak mengetahui keberadaanya. Dia memang tidak setenar Seina, si gadis pujaan kampus. Bukan pula dikenal karena kecerdasannya ataupun kecakapannya dalam berorganisasi. Silvi hanya...
Ansos and Kokuhaku
16      4     0     
Romance
Kehidupan ansos, ketika seorang ditanyai bagaimana kehidupan seorang ansos, pasti akan menjawab; Suram, tak memiliki teman, sangat menyedihkan, dan lain-lain. Tentu saja kata-kata itu sering kali di dengar dari mulut masyarakat, ya kan. Bukankah itu sangat membosankan. Kalau begitu, pernah kah kalian mendengar kehidupan ansos yang satu ini... Kiki yang seorang remaja laki-laki, yang belu...
My Big Bos : Mr. Han Joe
1      1     0     
Romance
Siapa sih yang tidak mau memiliki seorang Bos tampan? Apalagi jika wajahnya mirip artis Korea. Itu pula yang dirasakan Fraya ketika diterima di sebuah perusahaan franchise masakan Korea. Dia begitu antusias ingin segera bekerja di perusahaan itu. Membayangkannya saja sudah membuat pipi Fraya memerah. Namun, apa yang terjadi berbeda jauh dengan bayangannya selama ini. Bekerja dengan Mr. Ha...
Chloe & Chelsea
86      16     0     
Mystery
30 cerita pendek berbentuk dribble (50 kata) atau drabble (100 kata) atau trabble (300 kata) dengan urutan acak, menceritakan kisah hidup tokoh Chloe dan tokoh Chelsea beserta orang-orang tercinta di sekitar mereka. Menjadi spin off Duo Future Detective Series karena bersinggungan dengan dwilogi Cherlones Mysteries, dan juga sekaligus sebagai prekuel cerita A Perfect Clues.
Satu Nama untuk Ayahku
126      26     0     
Inspirational
Ayah...... Suatu saat nanti, jikapun kau tidak lagi dapat kulihat, semua akan baik-baik saja. Semua yang pernah baik-baik saja, akan kembali baik-baik saja. Dan aku akan baik-baik saja meski tanpamu.
Search My Couple
3      3     0     
Short Story
Gadis itu menangis dibawah karangan bunga dengan gaun putih panjangnya yang menjuntai ke tanah. Dimana pengantin lelakinya? Nyatanya pengantin lelakinya pergi ke pesta pernikahan orang lain sebagai pengantin. Aku akan pergi untuk kembali dan membuat hidupmu tidak akan tenang Daniel, ingat itu dalam benakmu---Siska Filyasa Handini.
Our Tears
5      1     0     
Romance
Tidak semua yang kita harapkan akan berjalan seperti yang kita inginkan
Ketika Takdir (Tak) Memilih Kita
4      4     0     
Short Story
“Lebih baik menjalani sisa hidup kita dengan berada disamping orang yang kita cintai, daripada meninggalkannya dengan alasan tidak mau melihat orang yang kita cintai terluka. Sebenarnya cara itulah yang paling menyakitkan bagi orang yang kita cintai. Salah paham dengan orang yang mencintainya….”
Memories The Series - Pandora Box
23      10     0     
Action
Kanaya, ahli forensik yang mengelilingi dunia hanya untuk mencari penjelasan dari setiap mimpi buruk yang hadir disetiap tidurnya. Hari-hari dilaluinya tanpa penjelasan yang pasti, langkahnya kini terhenti di kota SEOUL, tempat yang menorehkan setitik petunjuk. Dalam perjalanannya Kanaya terjebak dalam cinta yang membuatnya rapuh dan ingin menyerah. Park Minwo seolah menjadi magnet bagi Naya un...