Read More >>"> LABIL (Plin-plan) (Bab Satu) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - LABIL (Plin-plan)
MENU
About Us  

Terlihat Ghinta sedang berjalan dari koridor sekolah menuju kelasnya, ia berjalan dengan amat malas. Ia berjalan melewati berbagai kelas dan melihat siswa-siswi lainnya dari balik jendela sampai ia mendekati kelasnya. Terdengar suara bising dari anak-anak di kelasnya, membuat Ghinta merasa murka dan ingin meluapkan semua emosi yang tengah ditahannya sedari tadi. Ia mendorong meja belajarnya ke depan dengan sekuat tenaga, lalu ia berdiri dan lekas berjalan mengambil sebuah sapu yang letaknya di ujung kelas.
Ia berbalik dan menatap semua teman-teman di kelasnya dengan tatapan tajam dan raut wajah yang sangar. Ia menaikan bibir atasnya, lalu tersenyum jahat kepada mereka. Kemudian ia kembali berjalan dan ia berhenti di tengah-tengah kelas, lalu ia berteriak dengan lantang.
"DIIIAAAAAMM ...!"
Ghinta memukul meja dengan sapu yang tengah ia bawa tadi sebanyak tiga kali. Membuat semua orang di kelasnya menoleh, juga menatap heran ke arah Ghinta. Lalu Ghinta cengengesan di depan kelas.
"Hehehe ... Kepala gue pusing. Lagi PMS. Jadi jangan berisik, ok!" ujar Ginta tersenyum paksa. Lalu ia melemparkan sapu tersebut ke sudut kelas, dan ia kembali duduk di kursinya, juga merapikan kembali meja yang sudah di dorongnya tadi.
"Apaan sih si Ghinta?"
"Kumat lagi penyakit dia."
Kalimat itu terdengar ditelinganya, Ghinta memang seorang gadis yang aneh. Namun bukan aneh seperti kebanyakan anak-anak autis diluar sana, Ghinta lebih memiliki sifat yang suka teriak-teriak di kelas, ia juga sangat mudah bergaul. Bahkan ia gadis yang aktif di sekolahnya dengan mengikuti Organisasi PKS (Patroli Keamanan Sekolah) dan ia juga bendahara OSIS di sekolahnya.
*Skip.
Teman-teman sekelasnya tidak mendengarkan apa yang sudah dikatakan oleh Ghinta barusan. Mereka tetap kembali ngobrol dan membahas tentang apa yang sedang mereka bahas. Ghinta menarik napas panjang, lalu membuangnya dengan sembarang. Mencoba untuk lebih bersabar lagi menghadapi cobaan yang sedang ia hadapi di kelas.
Karena ia tidak ingin kebisingan itu terdengar lagi di telinga kecilnya, maka ia terpaksa mengeluarkan sebuah senjata yang akan membuat mereka bungkam. Yaitu headseat. Tidak. Itu tidak akan cukup untuk membuat mereka bungkam, namun itu cukup untuk membuat Ghinta tak mendengar kebisingan dari mereka.
Ia pun memakaikannya dan mulai mendengarkan sebuah lagu metal dari band Avenged Sevenfold. Band favorit yang sering ia dengarkan disetiap harinya. Ia mengatur volume musik dengan full. Tak lama setelah itu, ketika ia sedang mengangguk-anggukkan kepalanya, menikmati alunan musik yang sedang ia dengarkan, tiba-tiba seseorang datang dan duduk di sampingnya. Lalu ia merebut sebelah headseat yang sedang menempel ditelinga kanannya.
"Dengerin apa sih?" tanya seseorang itu seraya memasangkan headseat sebelah kanan ke telinganya.
Ghinta menoleh, "ngapain sih lo? Tiba-tiba datang langsung ngambil barang orang," cetus Ghinta.
"Cuma sebelah doang. Bukan berarti direbut ya!" tukas Adit.
"SAMA AJA!" teriak Ghinta ke arah telinganya.
"Berisik tahu, nggak?" tanya Adit sambil mengelus-elus telinganya.
"Kenapa sih? Tadi lo paling berisik, sekarang jadi fanatik. Gara-gara si bu Dina ya?" tanya Adit menebak-nebak.
Ghinta memutar bolanya.
"Ok, fix. Bu Dina yang udah bikin lo kerasukan setan," sahut Adit.
"Sinting!" sahut Ghinta, lalu ia mengganti lagu dari ponselnya, dan ia kini mendengarkan sebuah lagu ghotic. Salah satu lagu kesukaannya pula.
"Suka lagu ginian juga, ya?" tanya Adit yang mulai menikmati alunan musik yang diputar oleh Ghinta.
"Suka. Emang kenapa? Lo tuh jangan banyak tanya deh! Kalau mau dengerin lagu bareng gue, dengerin aja! Gak usah banyak tanya ini dan itu. Kek wartawan tahu, nggak? Introgasi anak orang nggak jelas," geruru Ghinta panjang lebar. Rupanya Ghinta mulai kesal dengan Adit, namun Adit tidak peduli dengan perkataan Ghinta yang cukup pedas seperti itu.
"Gue suka lagu ini. Apalagi dibagian reffnya. Beeeeuuhh ... enak banget," oceh Adit yang berusaha mengajak ngobrol kepada Ghinta.
"Lebih enak lagi lo diem dan jangan banyak biacara," cetus Ghinta.
"Saking enaknya, mending kita pacaran aja," usul Adit.
Mendengar kalimat itu, Ghinta spontan menengok ke arahnya. Ia sejenak terdiam dan melihat dalam mata Adit, suasana hatinya berubah menjadi tegang. Adit pun heran dengan Ghinta yang terus menatapnya, ia pun bertanya.
"Ada apa? Lo setuju?"
"Gembel!" cacinya, "lo jangan asal bicara deh," tambahnya.
Adit tertawa lepas dengan hal itu, menurutnya sangat lucu ketika ia membuat Ghinta tiba-tiba tegang seperti itu. Lalu Ghinta memutar bole matanya dan mengganti lagu yang belum sepenuhnya ia dengarkan.
Tak lama kemudian, seorang guru pun datang ke dalam kelas mereka, semua murid di sana, kembali duduk ke tempat duduknya masing-masing.
"Sekarang kita akan bahas tentang sejarah, lalu setelah itu langsung ulangan," ucap bu Dina.
"Yah, bu! Kita jangan mengulang sejarah. Karena kita itu hidup dimasa depan, bukan dimasa lalu," sahut Ghinta dan mengeluh.
"Woooo ...," sorak semua teman-teman yang ada di kelasnya.
"Untuk apa kita harus mengulang sejarah dan membahasnya, karena masa lalu itu sebagai cerminan, bukan diulang."
"Karena itu, kau harus belajar dari masa lalu, agar kamu bisa paham dengan kehidupan dimasa depan," sahut bu Dina kepada Ghinta.
"Suasana semakin panas!" sindir Adit.
"Yaelah, ibu nih. Masa lalu dan masa depan itu berbeda, bu." Ghinta tak mau kalah dengan perdebatan tentang hal itu, gara-gara ia tidak ingin melakukan latihan ulangan, pembahasan jadi kemana-mana.
"Akan sama jika kamu terus membantah. Lakukan saja perintah ibu, atau kamu akan kena azab," ancam bu Dina.
"Astagfirullah, bu. Istigfar."
"Makanya turuti apa kata ibu. Ayo keluarkan buku paket kalian, ibu akan memulainya."
Ghinta menyerah dengan ancaman dari bu Dina, memang ancaman seperti itu, sangat mengerikan untuk dibayangkan.  Sebagian teman sekelasnya, tertawa dengan hal itu, namun Ghinta hanya tersenyum seakan ia tidak melakukan sebuah kesalahan apapun.
*****

How do you feel about this chapter?

2 3 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (3)
  • ShiYiCha

    Lucu n seru bangett prolognya🤣. Bikin semangat bacanyaa OMG.

    Comment on chapter PROLOG
  • GNR

    👍👍👍

    Comment on chapter Bab Enam
  • Bulan_Lani

    Semoga merasa terhibur ya! 😊

    Comment on chapter PROLOG
Similar Tags
Shut Up, I'm a Princess
8      4     0     
Romance
Sesuai namanya, Putri hidup seperti seorang Putri. Sempurna adalah kata yang tepat untuk menggambarkan kehidupan Putri. Hidup bergelimang harta, pacar ganteng luar biasa, dan hangout bareng teman sosialita. Sayangnya Putri tidak punya perangai yang baik. Seseorang harus mengajarinya tata krama dan bagaimana cara untuk tidak menyakiti orang lain. Hanya ada satu orang yang bisa melakukannya...
L.o.L : Lab of Love
18      7     0     
Fan Fiction
Kim Ji Yeon, seorang mahasiswi semester empat jurusan film dan animasi, disibukan dengan tugas perkuliahan yang tak ada habisnya. Terlebih dengan statusnya sebagai penerima beasiswa, Ji Yeon harus berusaha mempertahankan prestasi akademisnya. Hingga suatu hari, sebuah coretan iseng yang dibuatnya saat jenuh ketika mengerjakan tugas di lab film, menjadi awal dari sebuah kisah baru yang tidak pe...
One Step Closer
15      5     0     
Romance
Allenia Mesriana, seorang playgirl yang baru saja ditimpa musibah saat masuk kelas XI. Bagaimana tidak? Allen harus sekelas dengan ketiga mantannya, dan yang lebih parahnya lagi, ketiga mantan itu selalu menghalangi setiap langkah Allen untuk lebih dekat dengan Nirgi---target barunya, sekelas juga. Apakah Allen bisa mendapatkan Nirgi? Apakah Allen bisa melewati keusilan para mantannya?
Journey to Survive in a Zombie Apocalypse
0      0     0     
Action
Ardhika Dharmawangsa, 15 tahun. Suatu hari, sebuah wabah telah mengambil kehidupannya sebagai anak SMP biasa. Bersama Fajar Latiful Habib, Enggar Rizki Sanjaya, Fitria Ramadhani, dan Rangga Zeinurohman, mereka berlima berusaha bertahan dari kematian yang ada dimana-mana. Copyright 2016 by IKadekSyra Sebenarnya bingung ini cerita sudut pandangnya apa ya? Auk ah karena udah telan...
Blue Rose
2      2     0     
Romance
Selly Anandita mengambil resiko terlalu besar dengan mencintai Rey Atmaja. Faktanya jalinan kasih tidak bisa bertahan di atas pondasi kebohongan. "Mungkin selamanya kamu akan menganggapku buruk. Menjadi orang yang tak pantas kamu kenang. Tapi rasaku tak pernah berbohong." -Selly Anandita "Kamu seperti mawar biru, terlalu banyak menyimpan misteri. Nyatanya mendapatkan membuat ...
Teater
112      40     0     
Romance
"Disembunyikan atau tidak cinta itu akan tetap ada." Aku mengenalnya sebagai seseorang yang PERNAH aku cintai dan ada juga yang perlahan aku kenal sebagai seseorang yang mencintaiku. Mencintai dan dicintai. ~ L U T H F I T A ? Plagiat adalah sebuah kejahatan.
Secangkir Kopi dan Seteguk Kepahitan
3      3     0     
Romance
Tugas, satu kata yang membuatku dekat dengan kopi. Mau tak mau aku harus bergadang semalaman demi menyelesaikan tugas yang bejibun itu. Demi hasil yang maksimal tak tanggung-tanggung Pak Suharjo memberikan ratusan soal dengan puluhan point yang membuatku keriting. Tapi tugas ini tak selamanya buatku bosan, karenanya aku bisa bertemu si dia di perpustakaan. Namanya Raihan, yang membuatku selalu...
The Dark Woods
7      4     0     
Fantasy
Ini adalah kisah tentang pertempuran antara kaum PENYIHIR dan kaum KESATRIA yang selalu menjadi musuh bebuyutan. Sesibuk itukah kaum Penyihir dan kaum Kesatria untuk saling memerangi sehingga tidak menyadari kembalinya kekuatan jahat yang sudah lama hilang ?
Special
20      8     0     
Romance
Setiap orang pasti punya orang-orang yang dispesialkan. Mungkin itu sahabat, keluarga, atau bahkan kekasih. Namun, bagaimana jika orang yang dispesialkan tidak mampu kita miliki? Bertahan atau menyerah adalah pilihan. Tentang hati yang masih saja bertahan pada cinta pertama walaupun kenyataan pahit selalu menerpa. Hingga lupa bahwa ada yang lebih pantas dispesialkan.
Akhir SMA ( Cerita, Cinta, Cita-Cita )
18      7     0     
Romance
Akhir SMA yang tidak pernah terbayangkan dalam pikiran seorang cewek bernama Shevia Andriana. Di saat masa-masa terakhirnya, dia baru mendapatkan peristiwa yang dapat mengubah hidupnya. Ada banyak cerita terukir indah di ingatan. Ada satu cinta yang memenuhi hatinya. Dan tidak luput jika, cita-cita yang selama ini menjadi tujuannya..