KERINGAT
Oleh : Heru Patria
Tetesan air asin yang membanjiri tubuh, dari sebuah jiwa yang berpeluh, jatuh bersimpuh di tengah rusuh
Sekeping hati rapuh, tiada temukan obat ampuh, untuk basuh tangis yang melepuh
Lalu datang seorang sesepuh, memberi secuil kaweruh, bernuansa teduh, dengan laku sedikit angkuh
Nyatanya, hidup adalah arungi samudra keruh, berebut makan dengan hewan berparuh, memeras keringat yang luruh
Pada gelap malam jiwa bertaruh, bersama setan nadi selingkuh, agar hidup punya pengaruh
Tanpa peduli jiwa yang lusuh, sebab muka enggan dibasuh, bertopeng hitam hobi misuh
Keringat bukan musuh, keingat adalah kayuh, pengantar diri ke pintu rusuh
Keringat bukanlah sauh, penghamba rasa teduh, pada bahagia jiwa berlabuh
Keringat adalah suluh, pemberi ingat di kala diri rapuh
Keringat mengajak jiwa bersimpuh dalam pengaruh dunia, yang makin menjauh.
Blitar, 3 Agustus 2019
Salam literasi Indonesia
kusuka banget bang... lanjutkan
Comment on chapter KETIAK