BERSIN
Oleh : Heru Patria
Kala hidung tersumbat mampat
Menatap matahari amatlah berat
Hingga mata berair dan hidung kembang kempis
Sebab ingus mendesak keluar berlapis lapis
Tapi aku bersin bukan untuk keluarkan ingus
Sekedar longgarkan dada, jiwa terberangus
Karena di sini kemerdekaan nyaris tanpa arti
Tindak kesewenangan masih terjadi sepanjang hari
Pernah aku bersin dekat kolong sampah
Terbangkan lalat mendengung menyumpah serapah
Padahal bersinku adalah ungkapan hati yang gundah
Saksikan saudaraku yang bergelimang susah
Lain waktu aku bersin di sudut kota
Saat tulisan arogan menebarkan aroma busuk
Sambil kupunguti serpihan bulu Garuda
Tanpa berani lagi kutatap hari esuk
Sekarang aku bersin di atas mimbar
Di hadapan orang orang berniat makar
Aku bersin karena iba saksikan ibu Pertiwi terkapar
Aku bersin karena jengah dengan arogansi yang mengakar
Jangan paksa aku hentikan bersin
Jika keadaan negeriku masih beraroma micin
Biarkan lubang hidungku tersumbat ingus selamanya
Agar tak dapat kucium aroma penyelewengan duit negara
Jika nanti aku bersin lagi
Kan kulumuri wajah koruptor dengan ingusku ini.
Blitar, 26 Agustus 2019
Salam literasi Indonesia
kusuka banget bang... lanjutkan
Comment on chapter KETIAK