KONTRA DIKSI
Hidup serupa dengan angin yang menjelajah tanpa tentu arah. Kadang angin berhembus di sela dedaunan tatkala semilir menjelma jadi teman. Kadang pula angin bertiup kencang dan mendatangkan bencana kerusakan.
Begitu pula dengan hidup kita. Kadang harus pilu berurai air mata, tapi kadang juga penuh warna indah yang memicu senyum bahagia.
Hidup sejatinya hanyalah proses dari sebuah langkah jelajah untuk menjajah waktu yang tersisa.
HeruPSODRUN
Oleh : Heru Patria
Bicara membual kotbah soal moral
Seakan hidupnya lepas dari soal
Di atas mimbar obral proyek krusial
Padahal semuanya hanyalah gombal
Berlagak sok peduli turba jadi tradisi
Tebar pesona sambil obral ribuan janji
Tapi setelah dilantik, rakyat tak dilirik
Mulut kecewa kompak memaki, jangkrik!
Layaknya orang sodrun suka omong ngelantur
Waktu sidang soal rakyat tapi malah mendengkur
Aspirasi rakyat yang dulu banyak mereka tampung
Raib dalam perut yang kian membusung
Dimana kini rakyat harus bertanya
Tentang kemakmuran yang jadi haknya
Kemana kini rakyat harus mengadu
Tagih janji dewan yang diobral saat pemilu
Sodrun...aspirasi lenyap seperti embun
Subsidi dicabut rakyat hanya bisa tertegun
Sodrun...suara rakyat yang telah dihimpun
Terbuang percuma balik hantam tanpa ampun
Yang ada kini tinggallah nyanyian lapar
Senandung sedih dari orang papa yang terlantar
Yang tersisa kini hanyalah ratap tangis
Rintihan duka dari jiwa jiwa teriris
Sembako melangit rakyat menjerit
Mereka berkelit negeri devisit
Pendidikan meroket rakyat tergencet
Mereka berjoget pura pura kaget
Sodrun!
Blitar, 13 Nopember 2019
Salam literasi Indonesia
|
How do you feel about this chapter? |
|||||
|
|
|
|
|
|
| 0 | 0 | 0 | 0 | 0 | 0 |
Comments (1)
Similar Tags
kusuka banget bang... lanjutkan
Comment on chapter KETIAK