Read More >>"> Woozi's Hoshi (Delapan) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Woozi's Hoshi
MENU
About Us  

26 Mei, Hari Wisuda

 

Senyum selalu menghiasi wajah Ji Hoon sepanjang hari; senyum untuk membalas ucapan selamat dari teman dan keluarganya, senyum karena Seungcheol dan teman-temannya datang dan merayakan hari kelulusannya, senyum karena keluarganya mengadakan makan malam khusus untuk keberhasilan Ji Hoon. 

Tetapi saat ia kembali ke kamarnya, tempat ia bisa menjadi dirinya sendiri, senyum di wajah Ji Hoon segera lenyap. Ia membanting tubuhnya yang terasa lelah. Karena senyumnya sepanjang hari ini tidak selalu tulus. 

Dan saat Ji Hoon memejamkan matanya, ia tidak bisa menahan air mata untuk mengalir. Ia membenci dirinya sendiri untuk menangis; tapi apa lagi yang bisa ia lakukan? Ji Hoon terlalu kecewa kali ini, karena Soonyoung tidak datang. Bocah itu bahkan tidak menelpon atau sekedar memberi pesan singkat untuknya… 

Apa yang Soonyoung pikirkan? Tidak… Apa Soonyoung bahkan masih memikirkannya?

Ji Hoon masih tenggelam dalam pikiran dan air matanya, tidak menyadari ketukan pelan di pintu kamarnya sebelum pintu itu terbuka perlahan; mengagetkan Ji Hoon yang segera berusaha menghapus air matanya dan hanya bisa berharap ibunya tidak menyadari wajah sembabnya. Namun dengan senyum kecil dan tatapan mata ibunya, Ji Hoon tau ia sudah tertangkap basah. 

“Istirahat yang cukup malam ini, dan mulai packing besok pagi.” hanya itu yang dikatakan ibunya ketika ia mengulurkan tiket pesawat untuk Ji Hoon. 

“Amerika?” Ji Hoon mengerutkan kening saat membaca destinasi yang tertera. 

“Hadiah kelulusan dari keluarga Soonyoung.” 

 

***

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Saksi Bisu
4      4     0     
Short Story
Sebuah buku yang menjadi saksi bisu seorang penulis bernama Aprilia Agatha, yang di butakan oleh cinta. Yang pada akhirnya cintalah yang menghancurkan segalanya.
Me & Molla
1      1     0     
Short Story
Fan's Girl Fanatik. Itulah kesan yang melekat pada ku. Tak peduli dengan hal lainnya selain sang oppa. Tak peduli boss akan berkata apa, tak peduli orang marah padanya, dan satu lagi tak peduli meski kawan- kawannya melihatnya seperti orang tak waras. Yah biarkan saja orang bilang apa tentangku,
Aldi. Tujuh Belas. Sasha.
2      2     0     
Short Story
Cinta tak mengenal ruang dan waktu. Itulah yang terjadi kepada Aldi dan Sasha. Mereka yang berbeda alam terikat cinta hingga membuatnya tak ingin saling melepaskan.
A Broken Life
3      3     0     
Short Story
Why does it have to be my life?
Sang Musisi
2      2     0     
Short Story
Ini Sekilas Tentang kisah Sang Musisi yang nyaris membuat kehidupan ku berubah :')
Cobol : 6 Pusaran Neraka
19      5     0     
Fan Fiction
Teori dan Filosofi
608      383     4     
Short Story
Kak Ian adalah pria misterius yang kutemui di meja wawancara calon penerima beasiswa. Suaranya dingin, dan matanya sehitam obsidian, tanpa ekspresi atau emosi. Tapi hal tak terduga terjadi di antara dia, aku, dan Kak Wijaya, sang ahli biologi...
Bersyukurlah
4      4     0     
Short Story
"Bersyukurlah, karena Tuhan pasti akan mengirimkan orang-orang yang tulus mengasihimu."
Ti Amo
3      3     0     
Romance
“Je t’aime, Irish...” “Apa ini lelucon?” Irish Adena pertama kali bertemu dengan Mario Kenids di lapangan saat masa orientasi sekolah pada bulan Juli sekitar dua tahun yang lalu. Gadis itu menyukainya. Irish kembali bertemu dengan Mario di bulan Agustus tahun kemudian di sebuah lorong sekolah saat di mana mereka kembali mencari teman baru. Gadis itu masih menyukainya. Kenyataannya...
Sunset in February
8      7     0     
Romance
Februari identik dengan sebutan bulan kasih sayang. Tapi bagi Retta februari itu sarkas, Februari banyak memberikan perpisahan untuk dirinya. Retta berharap, lewat matahari yang tenggelam tepat pada hari ke-28, ia dapat melupakan semuanya: cinta, Rasa sakit, dan hal buruk lain yang menggema di relung hatinya.