Rayuan Bubur
Kau terbaring lesu bersama pasi,
maka aku menemanimu agar tak sunyi.
Dengan apapun kau tak nafsu,
maka ku harap hadirku mampu membawa sembuh.
Di ruangan penuh ambu penawar puyeng ini,
semangkuk bubur hanya berteman asap kelabu.
Maka ku bantu kau dengan bubur itu bercumbu,
dalam aksi ini tak ada sedikit pun rasa cemburu.
“Satu suap lagi,” kataku.
“Sudah kenyang,” katamu.
“Ayolah, kau akan dapat berlian (sehat)” kataku.
“Ayo sesuap lagi,”rayuku.
Kau tetap memalingkan wajah dan tertidur, pula aku
masih menunggu agar mulutmu kembali membundar.
Segera ku sadari, karena tengah jatuh hati
kepadamulah aku rela melakukan semua ini.
02:05, Medan 19 Maret 2020