Seratus Hari
Seratus hari kepergianmu berlalu deras,
hari-hari bergulir seakan tidak terjadi apa-apa.
Bagaskara dan bintang bergantian terbit,
seakan tak merasa bersalah kepadaku yang terluka.
Seratus hari berlalu, mengalir seperti air.
Sepertinya hanya aku yang masih terpaku,
tertinggal jauh dari kenyataan …..
tak kuasa merelakan apa yang tak bisa kembali,
baik dengan sulap ataupun sihir.
Seratus hari belum cukup bagiku
‘tuk menyembuhkan seribu pedih akibat kehilanganmu.
Untuk percaya saja kumasih belum mampu,
dan kuharus merelakan dirimu yang pernah ada menjadi tiada.
Semoga saja kau sudah berada di tempat yang baik,
tidak seperti bumi yang fana ini.
(2020)