Read More >>"> Sebuah Kehilangan Panjang (Seminggu) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Sebuah Kehilangan Panjang
MENU
About Us  

Seminggu

 

Selamat datang senin, hari di mana aku harus sewaras mungkin. Sesungguhnya aku masih ingin mengambil cuti untuk merayakan sepuas-puasnya kesedihanku pasca ditinggalkan, tapi nyatanya dompetku menjerit lebih keras. Aku harus kembali memasang topeng dan membanting tulang. Menjalani hari tanpa sadar siang dan malam. Waktu memang cepat berlalu adanya, malam sering menyusup tiba-tiba. Terima kasih karena aku masih memiliki ruang yang aman dan nyaman serta malam yang panjang untuk menghayati ketidakwarasanku sebagai mahkluk yang belum mampu berdamai dengan kenyataan.

 

Lalu selasa. Seseorang yang kucintai sudah wafat, dan waktu terus bergulir adanya. Terseok-seok menjalani hari adalah hal biasa, ada atau tidaknya duka ini pun aku memang belum menyukai hidupku. Orang-orang masih sibuk menanyakan kabarku serta mengucapkan belasungkawa, tetapi semua itu hanya menyisakan kehampaan. Karena, satu-satunya suara yang yang kudengar telah membisu untuk selamanya.

 

Kemudian rabu. Ponselku berdering tanda masuknya pemberitahuan. Walaupun bukan dari seseorang yang kuharapkan untuk bangkit kembali, setidaknya platform belanja online yang mengirimiku pesan tentang diskon secara tak langsung turut mendukungku untuk terus bernyawa dan menyambung kehidupan. Aku pun berbelanja untuk menghibur diri dan para perjual, tapi sialnya aku malah semakin teringat akan dia yang sudah tenggelam dalam keabadian. Tak mengapa, aku akan tetap membelikannya biarpun hanya untuk menjadi pajangan. Penyesalan memang hobinya menyiksa.

 

Kamis yang tampak manis pun tiba. Orang-orang terdekatku mengajak untuk ngeteh santai di café cantik dalam rangka gibah massal. Hm … lagi-lagi aku harus menelan paksa makanan yang membuatku kembali teringat kenangan dulu, saat ia masih ada. Semua makanan-makanan ini seakan terdapat duri, menusuk di tenggorokan bahkan hampir menyebabkan turunnya air mata. Kusadari, belakangan aku sering sekali ingin memuntahkan makanan. Karena orang yang kuharapkan untuk menemaniku menyantap hidangan telah tiada. Memang biadab diriku ini, aku gemar sekali berfokus pada yang sudah tiada … bukan pada apa yang masih ada.

 

Jumat yang damai akhirnya datang. Senang rasanya bisa mendengar teduhnya motivasi dari dokter ahli jiwa. Menelan butiran-butiran obat yang manis dan melakukan relaksasi nafas membuatku merasa lebih baik. Walaupun rasa marah, kesal, dan kecewa masih menjadi asap tebal yang menyelimuti dada, setidaknya aku kenal orang pintar yang membantu menyembuhkanku dari trauma. Aku tak ingin menerka sampai kapan aku akan begini, yang penting rasa frustasi dapat sejenak menepi. Wah, hidup memang tidak bisa menuruti kemauanku saja. Apa yang aku inginkan untuk ada nyatanya tidak ada, dan apa yang tidak aku inginkan untuk ada justru malah hadir. Tak mengapa, kata orang bijak semua akan baik-baik saja.

Akhirnya sabtu tiba. AKu tidak punya rencana apapun, aku hanya ingin tidur sepuasnya. Membenamkan diri di alam mimpi; sebuah alam yang menjadi satu-satunya jembatan agar aku dapat kembali bertemu dengannya. Ah … aku rindu sekali. Sosoknya masih sama, suara bahkan kebiasaannya tidak berubah. Aku mendekapnya, menciumnya, dan berbagi canda tawa. Aku mohon siapapun jangan bangunkan aku, aku ingin bermimpi lebih lama. Sebuah kehadiran memang bermakna tak terhingga, sungguh teramat sangat berarti. Seharusnya dulu aku tak mengabaikan tiga kata penting dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, yaitu ‘ selagi masih ada ‘ . Untuk itulah aku sering termenung, bahwa sepertinya aku memang tidak pantas atas kehadirannya sehingga Tuhan menjemputnya. Aku benci diri ini; diri yang bodoh, egois, dan tidak tahu diri.

 

Minggu yang berwarna merah merekah sudah menyapa. Awalnya kukira diri ini telah hancur berserakan, tapi ternyata aku masihlah diriku yang utuh, diri yang sama kuatnya. Telah kujalani hari-hari dengan mungkin tidak baik, tapi tidak juga buruk. Lucu sekali, ternyata aku lumayan tahan banting atas sesuatu yang kusebut titik terendah dalam hidup. Mendengarkan ceramah di hari minggu adalah hal paling tepat untuk dilakukan demi mengisi kekosongan. Ceramah tentang cara-cara untuk rela dan terbebas dari kemelekatan. Padahal sesungguhnya aku sudah tahu tentang ajaran ini sebelumya, tapi ternyata aku perlu kembali diingatkan. Semua orang memang akan mati, sadarlah wahai diriku! Takdir memang diizinkan untuk mengusaikan hubungan siapa saja, termasuk diriku dan dirinya. Semoga tenang arwahnya, dan juga … semoga tenang pikiranku. Sebab, aku harus kembali waras di hari senin yang cerah.

 

(2020)

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Secarik Puisi, Gadis Senja dan Arti Cinta
3      3     0     
Short Story
Sebuah kisah yang bermula dari suatu senja hingga menumbuhkan sebuah romansa. Seta dan Shabrina
Puisi Bulan Juni
24      9     0     
True Story
Berisi kumpulan puisi yang telah terbit dalam berbagai judul buku antologi.
Menjadi Aku?
106      13     0     
True Story
Judul Buku: Menjadi Aku? Jenis: Kumpulan Puisi Penerbit: Guepedia, 2019
Sahara
183      47     0     
Romance
Bagi Yura, mimpi adalah angan yang cuman buang-buang waktu. Untuk apa punya mimpi kalau yang menang cuman orang-orang yang berbakat? Bagi Hara, mimpi adalah sesuatu yang membuatnya semangat tiap hari. Nggak peduli sebanyak apapun dia kalah, yang penting dia harus terus berlatih dan semangat. Dia percaya, bahwa usaha gak pernah menghianati hasil. Buktinya, meski tubuh dia pendek, dia dapat menja...
Dear Kamu
33      11     0     
Inspirational
Kamu adalah pengganggu. Turbulensi dalam ketenangan. Pembuat onar dalam kedamaian. Meski begitu, kamu adalah yang paling dirindukan. Dan saat kamu pergi, kamulah yang akhirnya yang paling aku kenang. Dear kamu, siapapun kamu. Terimalah teriakanku ini. Aku kangen, tahu!
Penyihir Alphabet
19      6     0     
Romance
Words are magical. Even if a Hi can change someone's feelings. (Kumpulan Puisi)
Puisi, Untuk...
11923      2209     10     
Romance
Ini untuk siapa saja yang merasakan hal serupa. Merasakan hal yang tidak bisa diucapkan hanya bisa ditulis.
Jangan pergi !!
269      210     3     
Short Story
Surga dan neraka adalah akibat dari orang tuamu
Catatan Hati Seorang Anak
331      33     0     
True Story
Judul Buku : Catatan Hati Seorang Anak Jenis Buku : Kumpulan Puisi Status : Terbit Penerbit: Zukzez Express Jatim, 2020
Hidup Tanpa Bunga (Puisi)
3      3     0     
Short Story
Karya asli oleh abellani_