Melupakan Rasa
Semakin hari, cinta ini semakin menggangguku.
Aku resah, seakan kehilangan buah kesadaranku.
Hati ini hendak meledak terasa,
begitu mengebu-gebu.
Aku berpetualang di atas pelangi
dan melihat begitu banyak warna berbeda.
Sehingga aku bertanya,
“Mengapa harus ada cinta ... cinta yang tak terbalas?”
Aku bersahabat dengan cermin, dan ia berkata
“Wajahmu bagai bunga layu, tak bercahaya.”
Kekurangan di diriku membuatku berpikir
bahwa aku tak pantas mencintai dan dicintai
oleh dirimu yang bagaikan bintang di atas samudera.
Begitu gemilang dan penuh dengan kilau cahaya.
Namun ... harus bagaimana aku ini?
Perasaan ini datang begitu saja,
seketika aku pun menjadi pemuja rahasia
yang berusaha sekuat tenaga
memulangkan rasa kepadamu.
Namun sekali lagi, rasa suka ini
kembali lagi dan lagi bersandar di hatiku.
Aku berharap waktu mampu membantuku,
memberi tahu cara melupakan rasa ini.
Mungkin ... aku ingin menjadi dungu
yang tak mengenalmu dan tak mengenal jatuh cinta.
22:44, Medan 19 April 2020