Tentang Jamilah 1
Oh Jamilah ... betapa tegar hatimu itu. Ketika kau tahu bahwa suamimu membiarkan perempuan lain tidur di dipanmu, kau tetap teguh memilih untuk setia. Ketika kau tahu bahwa bibir yang digunakan suamimu untuk menyebut namamu adalah bibir sehabis mengecup gincu perempuan lain, kau tetap saja memilih untuk sabar. Ketika kau tahu segala nafkah yang harusnya terselip ke kantungmu tetapi kini malah jatuh ke pangku perempuan lain, kau tetap memilih untuk ikhlas. Siapa lagi yang bisa serela engkau dalam menjalani biduk rumah tangga yang hampir runtuh itu. Biarpun kini timbangan cinta suamimu tak lagi memberat ke sisimu, kau tetap memilih untuk mendampinginya dalam sehat maupun sakit, dalam suka maupun duka, bahkan dalam ketidakwarasannya saat ini.
Untuknya yang tengah terbuai berlaku haram itu, tetap kau sungguhkan secangkir kopi hangat di pagi hari dan air sumur hangat di malam hari. Engkau masih rela melepas busanamu buat dia yang kotor sehabis sana-sini. Sungguh jatuh deras air mata saya akibat menyaksikan kisah patah hatimu yang bertubi-tubi ini. Saya tidak tahu arti sesungguhnya dari sebuah ketulusan, tetapi saya rasa engkau ialah ketulusan itu. Kau ialah wujud nyata dari ketulusan yang biasa kusebut dalam bersenandika. Jikapun benar pengorbananmu ini adalah sebuah ketulusan suci yang patut dijunjung dalam peradaban, tetapi untuk apa engkau dedikasikan ketulusan yaitu dirimu sendiri untuk seorang jahanam yang sedang lupa diri, lupa pulang, dan lupa akan anak jua istri.
Saya tidak pernah menemukan yang setegar engkau dalam mencintai sebelumnya. Kau masih saja menanti yang tengah bermain api di belakangmu dari malam menjelang pagi sampai sinar matahari menyingsing dan menyapa pelupuk matamu ‘tuk menyadarkanmu bahwa: ada fisik yang pulang tetapi tidak membawa hatinya kembali. Duhai Jamilah ... bukan karena saya ingin mengguruimu, tapi demi apa kau korbankan kebahagiaan dan harga dirimu untuk yang tidak mampu menepati janji-janjinya, seolah-olah engkau selalu siaga untuk patah hati dalam mencintai seorang pemain serong.
22:19, Medan 27 April 2020