Read More >>"> With You (2. Rival) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - With You
MENU
About Us  

Tidak ada yang berani mendekati Jeno. Memang Jeno baik dan ramah tapi aura dinginnya membuat siapapun segan. Hal itu membuat siapapun yang melihat Karina berjalan di samping Jeno kemarin siang membuat sebagian besar perempuan yang menyukai Jeno merasa jengkel dan tidak segan untuk memberi pelajaran buat Karina.

Baru masuk ke gerbang sekolah Karina sudah dihadang dengan lima perempuan yang tidak dia kenal. Tangannya ditarik ke arah parkiran sekolah.

“Apaan sih!” Karina menghempaskan tangannya dengan keras. Dia menatap kelima perempuan itu dengan malas. Masih zaman main keroyokan seperti ini? Nggak etis sama sekali.

“Lo berani-beraninya deketin Jeno. Mau lo apa?” Karina mengerutkan keningnya.

“Emang lo siapanya Jeno?”

“Itu nggak penting, yang penting lo jauhin Jeno.”

“Lo aja nggak jelas statusnya, mau ngelarang gue?” Karina mengatakan dengan wajah menantang.

Perempuan yang menjadi ketuanya itu mengangkat tangannya bersiap menampar wajah Karina. Dibadge bajunya terdapat nama perempuan itu, Vanessa Kamila P. Tapi ada seseorang yang menghentikan tangan Vanessa. Karina dan Vanessa menatap orang yang menahan tamparan perempuan itu.

“Jangan menjadikan saya sebagai alasan untuk melukai orang lain.” Semua yang ada disitu terkesiap. Mereka terkejut mendapati Jeno yang menatap wajah Vanessa dengan tatapan tajam, wajah dinginnya semakin menakutkan. “Vanessa.” Jeno membaca nama yang ada dibadge Vanessa dan beralih menatap perempuan itu dengan dingin.

“Maaf.” Vanessa meminta maaf sambil menundukkan wajahnya.

Jeno melepaskan tangan Vanessa lalu menatap Karina yang diam dari tadi. “Lain kali jangan mengatasnamakan orang lain untuk melakukan kejahatan, apalagi membawa nama saya.” Jeno lalu menarik tangan Karina yang saat itu masih mematung sejak pertama melihat wajah Jeno yang memegang lengan Vanessa.

“Terima kasih Jen.”

“Kamu tahu namaku?”

“Siapa sih yang nggak tahu kamu,” balas Karina dengan begitu polosnya. Padahal mereka belum pernah berkenalan sebelumnya.

“Ahh.” Jeno menganggukkan kepalanya mengerti. “Kalau mereka ganggu kamu lagi, kamu bisa bilang sama aku.” Jeno menghentikkan langkahnya lalu menatap Karina dengan senyuman manis yang membuat Karina kembali terpesona. Dalam jarak berdekatan seperti ini membuat Karina semakin tidak bisa menahan jantungnya untuk tidak berdetak lebih kencang. Jeno sangat memesona.

“Hey, kamu suka ngelamun gini ya?” tanya Jeno ketika lagi-lagi Karina tidak menjawab pertanyaannya seperti saat pertama mereka bertemu.

“E-enggak kok. Aku duluan ya, terima kasih Jen.” Karina meninggalkan Jeno dengan wajahnya yang sudah memerah seperti kepiting rebus. Jeno yang melihatnya hanya tersenyum dan tidak habis pikir dengan perempuan itu.

***

Karina mendudukkan dirinya di kursi kesayangannya. Senyumnya masih mengembang dengan lebarnya membuat Adinda menggeleng tidak percaya dengan yang dia lihat saat ini. Adinda lalu membuka ponselnya dan kembali menulis jawaban pe-er yang belum dia kerjakan untuk mapel hari ini.

“Din! Din, coba tebak kenapa gue seneng.”

“Pe-er lo udah lo kerjain pasti,” jawab Adinda cuek, dia lalu kembali menulis jawaban dibukunya.

“Udah sih tapi bukan itu masalahnya. Gue tadi ditolongin sama Jeno.”

Adinda mengalihkan pandangannya lalu menatap Karina dengan terkejut, “Lo bikin gara-gara lagi?” tebak Adinda yang langsung mendapat pukulan di tangannya. “Auu sakit Kar.”

“Emang tampang gue suka cari gara-gara gitu?”

“Iya. Lo tau gasih kalau lo kemarin jadi berita panas diangkatan kita? Gegara lo kemarin ditolongin sama Jeno?”

“Hah? Serius? Pantes tadi ada yang ngelabrak gue.”

“What? Serius lo dilabrak? Sama gengnya siapa?”

“Vanessa.”

“Gilak lo.” Adinda menggeleng lalu kembali menulis dibukunya. “Diem dulu, ntar cerita lagi, gue harus nyelesain ini sebelum bel bunyi.”

Lima menit setelahnya Adinda berhasil menyelesaikan contekannya. Dia lalu menutup bukunya dan menatap Karina dengan intens. “Lo tahu gasih Vanessa itu siapa? Dia itu salah satu geng yang paling dihindari sama orang-orang. Mereka gak segan-segan buat nyerang lo.”

“Tadi gue ditolongin sama Jeno. Terus dia marah gitu sama Vanessa.”

“Ya apalagi itu. Hidup lo bakal gak tenang Kar, serius.”

“Terus gue harus ngapain?”

“Gue bakal bantuin lo. Jadi jangan lupa bawa hp lo kemanapun. Langsung telepon aja kalau lo ada butuh.”

“Kok jadi gini sih?”

“Ini bayaran karena lo semakin deket sama Jeno.”

Karina memandang Adinda dengan perasaan yang kalut. Selama ini dia tidak pernah benar-benar bergaul dengan orang di sekitarnya. Dia tidak pernah terlibat apapun yang bisa merugikan dirinya. Apa cinta pertamanya emang sesulit ini? Karina tidak habis pikir dengan orang-orang kebanyakan yang sampai membenci orang lain untuk bahagia. Karina juga ingin bahagia.

***

Karina merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. Banyak hal yang terjadi hari ini. Ternyata tidak hanya Vanessa, bahkan ada beberapa orang yang terang-terangan tidak suka melihatnya. Ada yang sampai ingin membuatnya jatuh. Karina rasanya ingin marah tapi tidak bisa. Dia lalu berteriak dengan kencang di dalam kamarnya membuat sang Papa yang baru pulang dari kantor terkaget mendengarnya.

“Kar?” tanya Papanya yang kini berada di tengah pintu kamarnya.

“Nggak papa Pa. Cuma lagi kesel aja. Oh iya Pa. Papa kenal Jeno?” tanya Karina ketika mengingat Papanya pernah bercengkarama dengan Jeno diacara kemarin.

“Tumben kamu nanyain seseorang. Darimana kamu kenal sama Jeno? Seingat Papa kalian belum pernah ketemu lagi.”

“Waktu diacara pertemuan kemarin Pa di Perancis.”

“Ohh. Kenal dong, dia anak temen deket Papa. Kamu mau dikenalin sama dia?” tanya Papanya dengan senyum yang menggoda anaknya.

“Boleh.” Karina tersenyum sambil memamerkan deretan gigi putihnya yang rapi.

“Papa seneng ngelihat kamu senyum lagi.”

Sudah lama memang Varis tidak melihat senyum anaknya lagi. Sejak perceraiannya dengan isterinya Karina menjadi lebih pendiam dan hanya fokus pada pekerjaannya dan belajar untuk mengejar ketertinggalan pelajarannya di sekolah. Varis selalu mendukung apapun yang membuat Karina bahagia. Dia menyayangi putrinya melebihi dirinya sendiri.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Tell to The Wind
14      14     0     
Short Story
Kau tahu lagu April milik Fiersa Besari? Aku baru mendengarnya malam ini, yang secara acak diputar oleh pemilik kafe. Dan entah mengapa, terasa begitu menyakitkan.... Mengapa bisa seperti itu? Karena sepertinya, lagu itu merepresentasikan apa yang sedang kurasakan.
Tsurune: Kazemai Koukou Kyuudoubu - Masaki dan Misaki dan Luka Masa Lalu-
86      52     0     
Fan Fiction
Klub Kyudo Kazemai kembali mengadakan camp pelatihan. Dan lagi-lagi anggota putra kembali menjadi 'Budak' dalam camp kali ini. Yang menjadi masalah adalah apa yang akan dilakukan kakak Masaki, Ren, yang ingin meliput mereka selama 3 hari kedepan. Setelah menjadi juara dalam kompetisi, tentu saja Klub Kyudo Kazemai banyak menjadi sorotan. Dan tanpa diketahui oleh Masaki, Ren ternyata mengundang...
Bukan Untukku
9      9     0     
Short Story
Tak selamanya orang yang kita cintai adalah takdir.
Kenangan
12      12     0     
Short Story
Lala adalah seorang gadis yang mempunyai kenangan sangat pahit dimana kekasih yang sangat dia cintai meninggal dalam sebuah kecelakaan.Semenjak kejadian itu Lala berubah dari gadis periang menjadi gadis pemurung.Bahkan Lala memutuskan untuk tinggal di desa bersama neneknya daripada tinggal di kota.Dengan bantuan neneknya Lala memulai menulis karena memang hobinya adalah menulis.Bagaimana kisah La...
Topan yang Sopan
9      9     0     
Short Story
Beruntung, ketika insiden itu hendak terjadi, aku berada cukup jauh dari Topan. Sialnya, ketika insiden itu barusan terjadi, mendadak aku malu sendiri, hanya dengan melihat Topan mempermalukan dirinya sendiri.
The Soul Of White Glass
264      221     0     
Short Story
Jika aku sudah berjalan, maka aku ingin kembali ke tempat dimana aku sekarang. Bukan hancur tak sengaja
Milikku
11      11     0     
Short Story
Menceritakannya mudah, Kamu mengkhianati, aku tersakiti, kamu menyesal dan ingin kembali. Mudah, tapi tidak dengan perasaan setiap kali kau ada. Hati ini bimbang, dan sulit bagiku untuk menahannya agar tidak tumbang. ~ *'Soy' dalam bahasa Spanyol memiliki arti yang sama dengan kata 'My'.
Surat Terakhir untuk Kapten
371      303     2     
Short Story
Kapten...sebelum tanganku berhenti menulis, sebelum mataku berhenti membayangkan ekspresi wajahmu yang datar dan sebelum napasku berhenti, ada hal yang ingin kusampaikan padamu. Kuharap semua pesanku bisa tersampaikan padamu.
Lara Merindu
7      7     0     
Short Story
Aku kembali hanya menatap punggungmu yang dengan mudah kutemukan diantara kerumunan para siswa pada pintu gerbang pulang. Aku kembali menghembuskan nafas lega, tatkala tubuhmu sudah memasuki angkot yang memang mangkal didepan sekolahmu. Seperti hari-hari kemarin, aku mengikuti angkot yang kau tumpangi dengan motorku. Aku hanya ingin memastikan kau baik-baik saja, meskipun aku telah meremukkan...
Sanguine
128      72     0     
Romance
Karala Wijaya merupakan siswi populer di sekolahnya. Ia memiliki semua hal yang diinginkan oleh setiap gadis di dunia. Terlahir dari keluarga kaya, menjadi vokalis band sekolah, memiliki banyak teman, serta pacar tampan incaran para gadis-gadis di sekolah. Ada satu hal yang sangat disukainya, she love being a popular. Bagi Lala, tidak ada yang lebih penting daripada menjadi pusat perhatian. Namun...