Read More >>"> My Teaser Devil Prince (Chapter 7 || Ajakan Makan malam ❣️) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - My Teaser Devil Prince
MENU
About Us  

 

Setelah perjalanan panjang yang di tempuhnya. Shevana kini berbaring bebas di kamarnya sendiri.

 

Senyumnya masih terjaga, meski sudah sehari yang lalu bayangan menyenangkan itu terekam di memorynya. Mengulingkan badanya kesamping. Dia memeluk erat guling kesayanaganya.

 

"Ah.. Mengapa kesan itu selalu terlintas di fikiranku saat aku mengenenang kota paris? Ku rasa aku sudah mulai gila." ucapnya melihat bayangan manis Leon yang senantiasa menemaninya seharian di sana. Memaksa lelaki itu makan gula kapas, Menaiki ayunan di pinggir danau.. 'Ah bodoh! Apa yang kau pikirkan Shevana? Jangan sampai kau terjerumus muslihat pria arogan itu.' ucap batinnya menyadarkannya.

 

Dering ponselnya berbunyi, menampilkan nama lelaki yang sedari tadi membuatnya hampir melupakan kenyataaan.

 

Jemarinya mengeser ikon tombol hijau itu.

 

"Ada apa?" ucapnya saat baru saja televonnya tersambung.

 

Leon berdecak kesal, "Apa begini caramu menyapa, nona Maurer?"

 

Shevana memutar bola matanya malas. "Jika tidak ada yang penting, aku akan menutupnya."

 

"ck! Kau ini, selalu saja sesuka mu." Shevana mendelik sebal.

 

"Apa kau tidak punya kaca Tuan? Sikap aroganmu jauh lebih menyebalkan di banding aku."

 

"Ya terserah, anggap semaumu saja." jedanya, "Jika kau tidak keberatan..Temani aku makan malam nanti." ucapnya.

 

Shevana mengernyit, "Apa kau sedang mengajakku kencan?" tanyanya tak mengerti.

 

Leon terkekeh, "Jika itu mau mu, lain kali.. Aku akan mengajakmu kencan. Tapi tidak malam ini."

 

"Bukan begitu. Lalu, apa maksudmu brengsek! Bicaralah yang jelas." ucap Shevana jengkel mendengar balasan Leon.

 

Leon semakin terkekeh mendengar nada kesal gadis itu.

 

"Maksudku, temani aku hadir makan malam nanti." See.. Nada arogannya selalu saja tidak mau di bantah.

 

"Untuk apa kau bertanya, jika kau saja tidak memberi ku kesempatan untuk menolak." balas shevana kesal.

 

"Ah.. Kau memang gadis cerdas. Tanpa harus ku jelaskan, kau sudah mengerti rupanya." ucapnya terkekeh geli.

 

Shevana mendengus. " Bagaimana, jika aku menolak? "

 

Leon tersenyum miring, meski tidak dapat terlihat oleh Shevana.

 

"Bukan masalah, padahal tadinya aku akan memberimu bonus besar, jika mau. Tapi, ya sudahlah jika kau menolak. Aku_ " ucapnya terputus saat Shevana menyambar ucapanya.

 

"Tunggu.. Kau akan memberiku Bonus besar, jika mau? Baiklah, jika begitu. Aku akan menemanimu malam ini." jawabnya cepat dengan bibir tersenyum memikirkan bonus besar yang di janjikan Leon.

 

Leon menyeringai, namun berusaha menutupinya. "Bukankah kau bilang tidak mau, tadi? Mengapa cepat sekali berubah pikiran?"

 

Shevana mengelengkan kepala, seolah Leon dapat melihatnya. "Kapan? Tadikan.. Aku hanya bertanya, bagaimana jika aku menolak, bukan berkata tidak mau." sambarnya menggelak.

 

Leon tidak lagi dapat menahan senyumnya. "Ya ya.. Baiklah, jika kau mau. Aku akan menjemputmu jam tujuh malam nanti. Dandan yang cantik ya, jangan mempermalukan ku."

 

Shevana yang mendengar itu mendelik kesal, "Jangan meragukan kemampuanku, Tuan. Aku bisa saja membuat kau tidak berkedip melihatku nanti." jawabnya pongah.

 

Leon terkekeh pelan, "Aku sangat menantikanya, Ana.. Baiklah sampai jumpa nanti malam." ucapnya sebelum mengakhiri panggilannya.

 

Shevana memandang malas pakaian yang berjejer rapi di lemarinya. Menurutnya.. Semua baju koleksinya itu tidak ada yang bagus. Lalu.. Bagaimana ini, Dia.. Tidak punya baju bagus, apa yang akan di kenakannya nanti?

 

Menghela napas lelah, dia mendudukkan dirinya di pinggiran kasur. Mencoba mencari fashion yang cocok untuknya nanti.

 

Tapi bagaimana.. Jika baju saja dia tidak punya?

 

Seketika, lamunanya pecah saat mendengar bunyi bel apartemennya. Membuka pintu, dia di kejutkan dengan kehadiran Jordan di depan pintu, dengan membawa dua paper bag ukuran besar di tanggannya.

 

Alisnya mengernyit melihat itu, "Jordan? Apa yang kau lakukan disini?" tanyanya bingung.

 

"Apa saya tidak di izinkan untuk masuk terlebih dahulu?" sesaat shevana menepuk jidatnya, ia lupa mempersilakan jordan untuk masuk.

 

"Ah, maaf. Silahkan masuk." ucapnya membuka lebar pintunya.

 

"Saya datang karna di utus, untuk mengantarkan ini kepada anda Nona." balasnya memperlihatkan kedua paper bag di tangannya di hadapan Shevana.

 

Shevana menautkan alisnya bingung. "Untukku?" jordan hanya mengangguk mengiyakan.

 

Karna penasaran, Kemudian tangannya melihat isi paper bag itu. Matanya melotot melihat ada gaun cantik beserta saudara-saudaranya di dalam paper bag itu.

 

"Ini.. Apa maksudnya kau memberiku ini?" tanya shevana memperlihatkan gaun yang di berikanya.

 

Jordan tersenyum tipis, "Ini bukan wewenang saya untuk menjawab nona. Anda bisa menanyakan langsung pada Tuan muda." jawabnya sopan.

 

"Maksudmu ini dari Leon?" tanya Shevana kaget. Jordan hanya mengangguk.

 

Kemudian Jordan berpamitan untuk segera kembali, "Jika begitu, saya pamit undur diri nona, masih banyak pekerjaan yang harus saya selesaikan." ucapnya tersenyum sopan. 

 

Shevana balas menyingungkan senyum kecilnya, "Ah iya, terimakasih telah mangantarkan ini." jordan kembali mengangguk sebelum benar-benar pergi.

 

***

 

Shevana sedang berias, ia memandang takjub pada gaun yang di kenakannya saat ini. Bahanya yang halus di kulit, serta kanggunan dari gaun ini sendiri membuatnya nyaman untuk di pakai. 

 

'Ah.. Gaun ini pasti sangat mahal.' Pikirnya.

 

Bunyi ketukan menyadarkan shevana dari kekagumanya dengan gaun ini. Saat di rasa siap, ia melangkahkan kakinya untuk membukakan pintu.

 

Leon bergeming di tempatnya, riasan natural, dengan aura ke anggunan gaun merah maroon itu membuat shevana terlihat sangat mempesona. Satu kata untuknya "Cantik".

 

Shevana tersenyum pongah, "See.. Aku benar-benar membuktikan ucapanku bukan?" Leon yang tertangkap basah tidak bisa lagi mengelak.

 

Dia balas tersenyum miring, "Yah.. Setidaknya gaun ini bisa membuat auramu keluar."

 

Shevana berdecih, "Katakan saja jika ingin mengatakan kalau aku terlihat cantik. Tidak usah banyak basa basi seperti ini." leon terkekeh menanggapi itu.

 

"Anggap saja iya. Jika itu membuatmu senang.''

 

Shevana melirik malas, "Kau ini.. Benar-benar gengsian. Dasar tuan arogan"

 

 

***

Jadilah Reader yang baik Dan dukung penulis dengan Klik tanda 👍 jika anda menyukai karya saya😊. Terima kasih dan selamat membaca😊..

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (3)
  • yurriansan

    @R_Quellaiya..
    boleh klau mau kritik ceritaku 😊. bisa lihat d profilku, kalau mau baca2

    Comment on chapter Chapter 4 || Senyum misterius ❣️
  • R_Quella

    @yurriansan Tangkyuuu, saya juga baru belajar nulis sih, gpp kita saling kritik dan saran aja. Makasih ya❣️

    Comment on chapter Chapter 4 || Senyum misterius ❣️
  • yurriansan

    nice story, semoga bisa menyelesaikan ceritanya ya.
    tadi aku baca masih ada typo, nama orang masih ada yang ditulis huruf kecil. terus dialog tagnya masih ada yang kurang tepat. misal :Jadi kau takut naik pesawat(koma) Ana, ini yang tepat.
    mampir2 juga ya ke ceritaku, saling kasih saran dan jangan kaget kalau aku juga ratu typo :p. sukses terus ya...

    Comment on chapter Chapter 4 || Senyum misterius ❣️
Similar Tags
Begitulah Cinta?
114      29     0     
Romance
Majid Syahputra adalah seorang pelajar SMA yang baru berkenalan dengan sebuah kata, yakni CINTA. Dia baru akan menjabat betapa hangatnya, betapa merdu suaranya dan betapa panasnya api cemburu. Namun, waktu yang singkat itu mengenalkan pula betapa rapuhnya CINTA ketika PATAH HATI menderu. Seakan-akan dunia hanya tanah gersang tanpa ada pohon yang meneduhkan. Bagaimana dia menempuh hari-harinya dar...
Bukan kepribadian ganda
50      16     0     
Romance
Saat seseorang berada di titik terendah dalam hidupnya, mengasingkan bukan cara yang tepat untuk bertindak. Maka, duduklah disampingnya, tepuklah pelan bahunya, usaplah dengan lembut pugunggungnya saat dalam pelukan, meski hanya sekejap saja. Kau akan terkenang dalam hidupnya. (70 % TRUE STORY, 30 % FIKSI)
A & B without C
1      1     0     
Romance
Alfa dan Bella merupakan sepasang mahasiswa di sebuah universitas yang saling menyayangi tanpa mengerti arti sayang itu sendiri.
My Andrean
74      16     0     
Romance
Andita si perempuan jutek harus berpacaran dengan Andrean, si lelaki dingin yang cuek. Mereka berdua terjebak dalam cinta yang bermula karena persahabatan. Sifat mereka berdua yang unik mengantarkan pada jalan percintaan yang tidak mudah. Banyak sekali rintangan dalam perjalanan cinta keduanya, hingga Andita harus dihadapkan oleh permasalahan antara memilih untuk putus atau tidak. Bagaimana kisah...
Aku menunggumu
0      0     0     
Romance
Cinta pertamaku... dia datang dengan tidak terduga entahlah.Sepertinya takdirlah yang telah mempertemukan kami berdua di dunia ini cinta pertamaku Izma..begitu banyak rintangan dan bencana yang menghalang akan tetapi..Aku Raihan akan terus berjuang mendapatkan dirinya..di hatiku hanya ada dia seorang..kisah cintaku tidak akan terkalahkan,kami menerobos pintu cinta yang terbuka leb...
Just a Cosmological Things
7      2     0     
Romance
Tentang mereka yang bersahabat, tentang dia yang jatuh hati pada sahabatnya sendiri, dan tentang dia yang patah hati karena sahabatnya. "Karena jatuh cinta tidak hanya butuh aku dan kamu. Semesta harus ikut mendukung"- Caramello tyra. "But, it just a cosmological things" - Reno Dhimas White.
A - Z
23      12     0     
Fan Fiction
Asila seorang gadis bermata coklat berjalan menyusuri lorong sekolah dengan membawa tas ransel hijau tosca dan buku di tangan nya. Tiba tiba di belokkan lorong ada yang menabraknya. "Awws. Jalan tuh pake mata dong!" ucap Asila dengan nada kesalnya masih mengambil buku buku yang dibawa nya tergeletak di lantai "Dimana mana jalan tuh jalan pakai kaki" jawab si penabrak da...
Akai Ito (Complete)
13      10     0     
Romance
Apakah kalian percaya takdir? tanya Raka. Dua gadis kecil di sampingnya hanya terbengong mendengar pertanyaan yang terlontar dari mulut Raka. Seorang gadis kecil dengan rambut sebahu dan pita kecil yang menghiasi sisi kanan rambutnya itupun menjawab. Aku percaya Raka. Aku percaya bahwa takdir itu ada sama dengan bagaimana aku percaya bahwa Allah itu ada. Suatu saat nanti jika kita bertiga nant...
Dibawah Langit Senja
13      6     0     
Romance
Senja memang seenaknya pergi meninggalkan langit. Tapi kadang senja lupa, bahwa masih ada malam dengan bintang dan bulannya yang bisa memberi ketenangan dan keindahan pada langit. Begitu pula kau, yang seenaknya pergi seolah bisa merubah segalanya, padahal masih ada orang lain yang bisa melakukannya lebih darimu. Hari ini, kisahku akan dimulai.
Frekuensi Cinta
3      3     0     
Romance
Sejak awal mengenalnya, cinta adalah perjuangan yang pelik untuk mencapai keselarasan. Bukan hanya satu hati, tapi dua hati. Yang harus memiliki frekuensi getaran sama besar dan tentu membutuhkan waktu yang lama. Frekuensi cinta itu hadir, bergelombang naik-turun begitu lama, se-lama kisahku yang tak pernah ku andai-andai sebelumnya, sejak pertama jumpa dengannya.